Minggu, 21 Januari 2018

Pintu Kematian

Pintu Kematian

Lelaki itu terus berdzikir. Nafasnya seperti tersendat. Keringat mengalir deras membasahi tubuhnya. Maag kronis itu membuatnya tak berdaya hampir dua bulan kurang lebih. Antara sehat kemudian kembali sakit, terus begitu. Dari awalnya tidak pernah mau berobat ke dokter saat sakit, sampai akhirnya menyerah. Ke rumahsakit, periksa dan berobat.

---

Wanita itu terus memandanginya. Rasa hatinya tak lagi menentu, seolah terbayang jelas pintu kematian itu mulai terbuka. Takut membayanginya. Mampukah dia menahan tangis jika sampai perpisahan itu terjadi?
Padahal saat itu saja air matanya tak bisa lagi dibendung.

Tidurnya tak lagi nyenyak. Sebentar bangun kemudian duduk. Melihat di sampingnya lelaki itu terlelap. Lalu memeriksa nafas melalui hidungnya. Saat hembusan itu terasa, kelegaan merajai hatinya. Bahagia. Meski sebentar kemudian tertidur, tapi kemudian terbangun oleh resah.

----
Saat kritis itu seperti nyata. Dan lelaki itu berseru,

"Ambilkan aku satu buku!"

Wanita itu bangkit, tergopoh mencarinya di lemari di luar kamar, menyerahkannya dengan gemetar.

"Bacakan aku doa yang ini!"

Bergegas diraihnya buku itu dan mulai membacanya dengan keras. Duduk dihadapannya dengan derap jantung tak beraturan. Seperti dihempaskan. Takut mulai merayapi.

"Tolong sms-kan orang-orang sholeh di antara teman dan guruku. Minta doa dari mereka. Angkat sakitku ini dan kembalikan sehat untukku!"

Si wanita menurut. Mulai mengetik satu-satu dan dikirimkan. Berharap dengan banyaknya doa orang sholeh, Alloh sembuhkan lelakinya.

-----
Lelaki itu mengajarkan, begitu lah saat dirinya sakit. Tetap sholat tepat waktu meski dengan cara yang berbeda. Bertahan dengan sakitnya sampai akhirnya jalan itu dia ambil.

Lelakinya tak punya medsos. Hingga si wanita tak perlu menuliskan di dinding fb-nya,

"Cepet sembuh ya, Bi! " (abi)
"Cepet sembuh ya, Pah! " (papah)
"Cepet sembuh ya, Yah! "  (ayah)
"Cepet sembuh ya, Pih! "  (papih)

Karena si wanita tahu, lelakinya tidak akan pernah membaca statusnya. Jika dia mau, maka tulisannya akan dia rubah menjadi permintaan kepada teman-teman dan gurunya agar sudi mendoakan lelakinya cepat sembuh.

Alloh selalu ada saat hamba NYA memintanya.
Begitulah pelajarannya.

Eka Rosaria
Bekasi, 2018 januari

Senin, 15 Januari 2018

Nawar boleh maksa jangan

Catatan siang

Dalam dunia dagang, jual beli, nawar itu hal biasa. Apalagi bagi emak-emak. Bisa jadi harga hidup yang namanya nawar itu, harus. Tapi terkadang ada rasa jengkel saat nawarnya kebangetan. Meskipun kalau mau disikapi biasa sih sebenernya biasa aja. Apalagi jika barang ditawar juga hanya sekedar benang jahit satu biji, atau bakwan di mpok tukang pecel keliling.

Satu hari, datanglah seorang ibu ke warung jahit saya. Dia mau beli benang. Saya kasih harga biasanya, trus dia mulai nawar. Saya senyumin ajah. Lha, cuma benang sebiji dengan harga pasaran, masa iya kudu ditawar juga.

"Boleh atuh, bu, harga benangnya dikurangin. Kayak ngejual ke siapa aja."

Si ibu mulai melancarkan jurus sksd. Saya memang tahu dia karena beberapa kali pernah datang ke warung jahit, tapi tidak sampe kenal banget. Hanya karena sesama orang Sunda aja. Mungkin anggaplah kita ini sodara. Saya cuma bales gini,

"In syaa Alloh harganya ga sampe ibu kudu jual rumah."😇

Saya juga pernah gemes banget sama seorang ibu saat dia jajan bakwan di mpok tukang pecel keliling. Trus dia mulai nawar deh tuh bakwan. Sementara saya senyum kecut ngelihatnya. Tapi si mpok pinter, dia jawab waktu si ibunya nawar bakwan.

"Masa sih beli bakwan aja kudu ditawar."

Akhirnya si ibu-nya malu sendiri. Soalnya saya juga ikut negur sambil senyum biar dia ga tersungging. Gimana kita tidak ikut komen, mobil bagus kebeli, rumah bagus habis renovasi,  motor lebih dari satu, masa iya cuma bakwan aja ditawar. Terlaaalu..

Nah,
Emak-emak...
Saya juga hoby yang namanya nawar, terutama kalo pas beli baju, bahan, atau barang yang memang pantas kita tawar. Tapi itu juga dengan bahasa yang bagus. Semisal, boleh kurang ga nih. Nawar sewajarnya tapi tidak sampe maksa, yang ada ntar yang jualan suka kesel. Apalagi nawar sama abang sayur yang untungnya juga kadang ga terlalu banyak.

Tapi jangan samakan kita dengan para bapak yang sifat aslinya anti nawar. Malah yang ada suka dilebihkan. Biarin ajah, katanya. Sama juga dengan anak gadis, kalo lihat emaknya nawar malah suka ngasih saran, katanya ga usah nawar apa lah, kasian. Hehe.. Belum jadi emak-emak soalnya. Kalo tau mah, beuuhh... Itu tukang sayur kadang sampe suka rada ngotot kalo ngadepin emak-emak yang rada rese kalo nawar. Padahal tukang sayur itu jadi baek banget kalo kitanya ga suka nawar, malah suka dimurahin. Begitu..

Nawarlah sewajarnya. Dan bayarlah semestinya.

Elvy sukaesih bawa rantang
Terimakasih dan selamat siang
😉😉

Sabtu, 13 Januari 2018

Walimahan

Catatan Eka Rosaria

Walimatul ursy atau perayaan pernikahan adalah sunnah yang tentunya berpahala. Dengan sederhana hanya dengan seekor kambing atau lebih dari itu dengan makanan beragam dan segala kemewahannya.

Bagi tuan rumah, menyediakannnya menjadi satu kebahagiaan. Begitu pun bagi yang para tamu yang datang. Tapi akan menjadi sejelek-jeleknya makanan jika perayaan itu hanya mengundang orang kaya sementara orang miskin terlupakan.

Entah kenapa, selalu terselip rasa sedih saat menghadiri walimah yang menyediakan makanan secara prasmanan. Seiring waktu, hari ini memang sudah jarang orang menyediakannya dalam bentuk wadah. Berbeda dengan zaman saya kecil dulu. Zaman dulu, setiap tamu yang datang akan disuguhi cemilan alakadarnya kemudian nasinya dan lauknya diwadahi besek untuk dibawa pulang. Berbeda dengan hari ini.  Makanan tersedia prasmanan beraneka ragam dan rasa. Kita bebas mengambil dan memilihnya.  Ditambah minuman dan makanan lain yang tak kalah menarik untuk dicicipi.

Setiap orang seperti berlomba mengambil semua makanan sebanyak-banyaknya lalu makan sesedikit mungkin. Entah apa yang ada di pikirannya saat mengambilnya. Menyisakan banyak nasi dan lauk yang tak jarang masih utuh di piringnya. Gengsi atau sekedar ingin mencicipi?

#
Siang yang meriah pada sebuah walimah. Para tamu berdatangan silih berganti. Menikmati makanan yang melimpah di atas meja prasmanan.

Saya mencari tempat duduk setelah mengambil makanan. Terlihat di satu kursi satu piring penuh makanan. Daging rendang yang masih utuh, ayam kecap juga utuh, serta nasi dan lauk lainnya yang terlihat hanya sedikit sekali terambil. Saya menghela nafas. Sedih menyeruak. Rasanya sakit. Lebay?  Tidak!

Dan saya mengambil rendangnya yang utuh itu dan saya berikan pada teman saya lalu dia habiskan. Malu? Mungkin, tapi saya lupakan rasa malu itu.

Bagi sebagian orang, ada yang setahun sekali baru ketemu yang namanya daging, menunggu saat idul adha tiba. Bahkan mungkin ada yang tidak pernah.

Lalu bagaimana dengan kondisi sodara muslim di belahan bumi lain dengan suasana kelaparan mendera begitu hebat? Lalu kita  di sini dengan seenaknya membuang begitu banyak makanan? Hasbunalloh..

Saya masih ingat dengan sebuah tayangan video anak-anak muslim di Suriah sana, dengan berlinang air mata dia bilang kalau sudah tiga hari tidak ketemu makanan. Lalu ada anak-anak yang mengais remahan roti di jalanan. Saya menangis melihatnya, andai dia anak kita, anak kalian, saya yakin kalian pasti akan menangis, bahkan hati rasanya sakit sesakit-sakitnya.

Kondisi terbuangnya makanan saat walimah ala prasmanan membuat saya berpikir lain. Saya bicara dengan suami tentang hal ini. Tentang sebuah pernikahan dan walimahnya yang tidak menimbulkan dosa karena mubadzir.

"Mungkin satu saat nanti, kita akan mengadakan walimah nikah cukup di masjid sesudah kajian subuh. Makan dengan jamaah yang ada. Atau cukup datang ke KUA,, lalu makanannya kita bagikan ke panti asuhan."

Itu cita-cita suami dan saya. Saya hanya ingin pernikahan yang berkah dan tidaklah datangnya keberkahan kecuali dengan sesuatu yang baik dan tidak meninggalkan dosa.

#

Setiap tuan rumah berhak mengadakan walimah dengan sederhana atau lebih dari itu.  Tapi perlu dipikirkan, bahwa semuanya harus mendatangkan pahala dan tidak meninggalkan dosa. Menyediakan kursi sesuai dengan kapasitas undangan dan menyiapkan tempat berbeda antara lelaki dan perempuan supaya tidak ikhtilath.

Nikah adalah sunnah. Walimah adalah sunnah. Dan keberkahan tidaklah didapatkan kecuali dengan kebaikan. Membentuk keluarga samara tidak hanya suami istri yang melaksanakan hak dan kewajiban di antara keduanya. Tapi juga diawali saat mulai kenalan, lamaran, nikah, walimah, semuanya harus dilakukan dengan baik sesuai cara yang disyari'atkan. Tidak melanggar aturan dan tidak melakukan kesia-siaan. Hingga nanti Alloh turunkan keberkahan pada rumahtangganya dan juga keturunanya.

Alloohu'alam

Rabu, 10 Januari 2018

Iteung part 4

Nyi Iteung part 4

Nasib Iteung kalo lagi jalan, sering kena semprot si Bapak. Matanya jeli aja kalo pas lihat polisi, langsung nanya sama Iteung sudah pake sabuk pengaman apa belum. Tersebab emang Iteung itu males banget pakenya. Bukan apa-apa, agak ribet. Ga bebas gerak. Meski sebenernya Iteung juga tau itu semua demi keamanan diri sendiri.

Beda kalo pake helm. Jarak dekat aja rasanya wajib pake, ga usah pake disuruh. Nyadar diri banget kalo itu juga demi keamanan. Plus demi terhindar dari debu jalanan. Wajah jadi tertutup dan aman dari godaan mantan. Eh 😉

Ditambah tadi di tengah perjalanan, persis depan mata ada terjadi kecelakaan. Dua motor tabrakan. Kondisi hujan, bisa jadi jalanan jadi licin dan masing-masing lepas kendali. Terlihat sama Iteung pemotor satunya jatuh dan tergeletak seperti pingsan. Sementara pemotor satunya jatuh juga dan berupaya jalan merangkak ke pinggir jalan. Dalam kondisi ini, helm bisa membantu dari benturan yang bisa membahayakan kepala.

Sebetulnya, dibalik aturan lalu lintas yang memang masuk akal, semuanya demi keamanan. Contohnya kayak lampu bangjo. Masih banyak orang yang ga peduli dan maen selonong aja.

Iteung pernah ngobrol sama emak-emak soal aturan lalu lintas.

"ah, saya mah kalo di jalan, lampu merah aja berani terobos. Langsung aja jalan. Ga peduli belum ijo"

Wah, kalo Iteung mah ga berani. Bukan apa, aturan lampu bangjo itu dibuat demi keselamatan kita dan orang lain. Jangan dilihat soal kelakuan polisi yang seringnya bikin emosi ummat Islam. Itu lain soal. Ini di jalan. Bagaimana pun juga, kewajiban kita menjaga keselamatan diri dan orang lain.

Sama kayak sabuk pengaman. Dalam banyak kasus, pemakaiannya punya manfaat saat kita dalam kondisi kaget saat rem mendadak, dada kita bisa jadi aman dari benturan yang membahayakan.

Nah, ceritanya pas kita lagi di jalan tol sepulang dari Indramayu, dari kejauhan keliatan di sisi kanan ada pak polisi. Ga jauh darinya juga terlihat ada mobil patroli. Dengan sibuk sambil ngelirik, si Bapak nanya sama Iteung.

"Nyi, udah pake sabuk pengaman belum? tuh ada polisi di depan. Jangan main-main, ya! "

Pas si Bapak bilang gitu, mata Iteung jadi jeli lihat pak polisi berdiri di kanan jalan tol. Langsung meriksa dada dan meraba, barangkali lupa pake.

Nah, pas udah dekat. Ternyataaa.. Itu cuma patung polisi. Akhirnya kita berdua jadi ketawa. Haha.. Kena tepong kitah.

Buat para pengendara, jaga selalu keselamatan diri dan orang lain. Ingat sama orang-orang tercinta yang nunggu di rumah.

Buat yang suka bikin polisi tidur. Tolong, ya. Kalo buat itu jangan seenaknya dibikin susah dilewati. Bikinnya yang damai aja, supaya pas lewat ga jadi emosi. 😂

Iteung part 3

Iteung part 3

Kali ke dua mendatangi tempat itu masih saja ada rasa aneh. Deg-deg-an ga karuan. Meski sebenernya ga ada apa-apa. Tapi tetep aja beda. Males sih intinya. Tapi ini harus. Demi keutuhan cinta kita.😉

Setelah parkir motor, Iteung berjalan menuju ruangannya. Sudah tahu karena dulu sudah pernah kesini. Daan, di depan ketemu dengan mantan tetangga dulu, seorang ibu polisi. Dia tersenyum ramah dan kita saling sapa. Lalu bertanya apa keperluan Iteung datang ke situ. Bertemu dengannya sedikit mencairkan ketegangan, menghempaskan rasa males. Okelah, ini bagian yang harus dilalui. Sabaarr.

Iteung lebay?
Emang.
Kenapa?

Karena seringnya males punya urusan dengan kantor publik. Males dengan rumitnya birokrasi yang harus dilalui. Prinsip kalau bisa dipersulit kenapa harus dipermudah itu bukan omong kosong. Coba saja tanyakan sama orang-orang yang mau bikin e-ktp. Berapa lama harus menghabiskan waktu sampe jadi. Setahun?  Dua tahun?  Bahkan banyak yang lebih dari itu.

Beberapa tahun ke belakang pernah datang ke sini. Dan bertemu dengan petugas yang Alhamdulillah ramah. Beliau santei menghadapi emak-emak macam Nyi Iteung.

Tapi kemaren agak beda. Begitu menghadap, ditanya keperluannya apa. Terpancar wajah lelahnya karena Iteung datang sudah siang menjelang lohor. Setelah ditanya, ternyata ada berkas yang belum dipenuhi. Terpaksa keluar lagi. Sementara si Bapak petugasnya tahu Iteung kecewa, beliaunya langsung bilang,

"Maaf ya, ibu. Maaf banget nih, bukannya saya mempersulit, tapi memang prosedurnya begitu. Kalo ibu ga melengkapi nya, maaf saya belum bisa bantu. Karena kita juga perlu buat arsip"

Sejenak Iteung langsung sesek rasa dada. Ah, kenapa musti terlewat. Tapi langsung istigfar. Okelah, ini masalah kecil. Berusaha damai dengan perasaan sendiri. Karena itu artinya harus keluar lagi dan harus nunggu lagi surat pengantar dari Tasik.

Alhamdulillah, Alloh mempermudah semuanya.  Pihak KUA Tasik sangat berbaik hati membantu. Mau mengirimkan berkas yang Iteung perlukan lewat wa yang akhirnya bisa diprint.  Beliau sangat baik dan rasanya baru itu Iteung rasakan kemudahan ketika punya urusan dengan kantor beliau.

Iteung sempat resah. Hampir pulang lagi. Biarlah urusan itu ga selesai kalau memang bikin ribet. Tapi pas inget lagi kalau ini hanya masalah kecil saja yang harus dilalui, akhirnya dilakoni.

Begitu masuk lagi, ternyata si Bapak petugasnya beranjak pergi memanggil petugas lain. Hahhh, sempet Iteung galau kalau ditinggal Bapaknya pergi, karena itu artinya urusan bisa lama. Tapi ternyata,

"Pak, tolong kesini. Gantikan dulu. Saya mau sholat dulu! "

Alhamdulillah, ternyataa... Beliaunya mau sholat dulu.

Beliau beranjak sambil lihat jam. Waktu sholat memang sudah masuk. Alhamdulillah.

Urusan dilanjut dengan petugas lain. Alhamdulillah lebih ramah dan urusan cepet selesai. Ga ada banyak pertanyaan seperti tahun lalu pernah ke sini.

Alhamdulillah. Akhirnya, Iteung bahagia, pemirsahh.
Itu artinya, buku nikah yang sempet lenyap tulisannya terkena banjir bakal diganti baru. Horeee... Buku nikah mau jadiii..

Halah, gitu aja kok jadi lebay, ya.
Karena hari ini surat-surat itu memang sangat diperlukan. Dan Alloh memudahkan urusan ini.
Terimakasih juga buat pak Polisi. Kali ini Iteung sungguh bahagia. Karena ternyata pak polisinya ramah. Yang ga ramah itu polisi tidur. Bikin susah. 😇

Andai

Jika Anda menikahinya..

Saya pernah bertanya pada seorang janda yang akhirnya menikah lagi. Alhamdulillaah Alloh memberinya jodoh kembali. Pertanyaannya tentang sifat dan karakter suami pertama dan kedua.

Suami pertama. Seorang lelaki berilmu dan punya sifat lemah lembut tutur katanya. Tidak pernah marah selama rumahtangga kurang lebih 8 tahunan. Senang ngajak ngobrol istrinya. Jika istrinya melakukan kekeliruan, suaminya mengingatkan dengan nasehat dan senyuman. Tidak pernah melukai perasaannya. Tidak pernah membentak dan meninggikan suaranya kepada istri. Dekat dan hangat dengan anak-anak.

Suami keduanya. Seorang lelaki berilmu dan punya sifat pendiam. Lebih memilih anteng dengan tugas-tugas pribadinya. Jarang ngobrol dan tidak dekat dengan anak-anak, hanya sekedarnya saja. Jika istri berbuat keliru, maka akan didiamkan sampai lama. Tidak mau menjelaskan salahnya di mana. Lebih memilih pergi daripada menyelesaikan masalahnya.

Alhamdulillah keduanya lelaki yang baik. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Hal yang tetap harus diterima dan disyukuri. Karena menikah dengan siapa pun, pasti akan bertemu yang namanya masalah, kekurangan dan hal yang kurang menyenangkan lainnya.

Tapi satu hal yang saya garis bawahi. Bahwa menikahi janda barangkali berbeda dengan gadis. Itu pun jika sang lelaki mau totalitas dalam membahagiakan istrinya, tentunya sesuai dengan kemampuannya.

Di antaranya adalah mencari tahu sosok suaminya terdahulu. Sifatnya dan cara memperlakukan istrinya. Memang tidak mutlak, artinya jika masing-masing memang siap dan ikhlas, maka tidak ada masalah. Maka saat si istri yang janda kemudian dinikahinya, maka alangkah bagus jika suami memberikan komitmen sejak awal bahwa dia dan suaminya dulu pastinya adalah sosok yang berbeda dalam banyak hal. Maka lapangkan dada dan ikhlaskan hati untuk menerima dan kemudian tidak lantas membandingkannya.

Maka saat saya tanya bagaimana perasaannya dan menyikapinya,

"Alhamdulillah, 'alaa kulli haal. Semuanya khoir. Sudah taqdir jodoh saya. Perbedaan sifat suami dulu dan sekarang memang sangat jauh. Dulu saya tak pernah risau karena suami tak pernah marah. Kalau sekarang saya harus banyak bersabar. In syaa Alloh semuanya baik.  Dan itulah taqdir hidup saya. Maka saya harus menerimanya."

Ini hanya sekedar berbagi, bukan mengatur lelaki. Karena bahagia dan membahagiakan pun butuh cara. Barangkali saat menelisik sifat suami sebelumnya dan mengambil sifat baiknya adalah cara yang baik, menurut saya itu bagus. Semoga sakinah mawaddah rohmah akan diraih.

Eka Rosaria

Minggu, 07 Januari 2018

Kematian

Apa yang kita harapkan pada akhir kehidupan? Jawabannya adalah, husnul khotimah. Kematian yang baik. Setiap yang beriman, itulah cita-citanya. Menggantikan segala cita akan dunia dan seisinya. Karena sejatinya, apa yang kita miliki di dunia berupa harta benda, semuanya tidak akan dibawa mati.

Betapa bahagianya seseorang yang Alloh karuniakan akhir kematian yang baik. Seperti kisah nyata yang baru-baru ini terjadi. Seorang gadis meninggal dunia saat baca qur'an. Begitu juga dengan kedua sodara lainnya. Mati dalam keadaan sedang melakukan ibadah atau amal sholeh.

Lalu, apalagi yang lebih membahagiakan dari itu?

Saat Alloh berikan akhir hidup itu saat kita sedang melakakuan amal sholeh, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya.

Maka bahagia pula menjadi orangtua dari mereka. Semoga menjadi anak sholeh yang akan menyelamatkannya dari sisksa neraka.

Lalu, apa yang harus kita lakukan?
Berdoa agar istiqomah kemudian beramal sholeh semampu kita. Banyak istighfar dan paksakan diri untuk selalu melaksanakan perintah ALLOH dengan baik dan menjauhi laranganNYA

alloohummaa innii as'aluka husnal khootimah

Kamis, 04 Januari 2018

Poligami 2

#poligami

Satu teman saya yang sangat baik hatinya. Alloh taqdirkan suaminya menikah lagi sampai punya empat. Dia punya 3 madu.

Satu hari saat bertemu, dia bilang;

"Mi, aku lagi kangen".

"Sama siapa?"

"Sama madu-ku, istri si abi yang lain".

Saya cuma ber haahhh... Ih meni hebat ya teman saya satu ini. Di saat yang lain bisa jadi cemburu dan marah kepada madunya. Bahkan tadi subuh kajian dahsyatnya bahaya 'ain yaitu di antara sebabnya adalah kecemburuan antar istri bagi yang dipoligami.

Tapi teman saya?
Dia malah kangen. Keren yah.. Jarang kalo bagi saya ada istri pertama yang seperti itu.

Dan saya,
Jujur selalu mendoakannya.
Untuk posisinya yang punya banyak madu. Semoga Alloh berkahi kehidupannya. Menjadikan keluarga besarnya selalu sehat dan rukun sampai ke jannah.

Eh, ga lupa. Cemburu di antara mereka jelas sekali ada. Kemampuan yang Alloh berikan pada seseorang soal kepasrahannya dalam menerima tadqir, itulah yang membuatnya bertahan dan semuanya berjalan baik-baik saja.

Sekali lagi. Jangan banyak mendebat hal ini. Cukup imani ayatnya. Dan lihat kisah nyatanya. Semoga menjadi pelajaran.

Untuk teman saya yang baik hati. Dia sedang baca status saya ini 😀 baarokalloohu fii ahliikum.  😘

Jangan asal

#poligami

Astaghfirullooh..
Kalimat awal yang seyogyanya diucapkan, memohon ampunan Alloh atas hal salah yang dilakukan dengan sengaja atau pun tidak. Inilah kelemahan manusia pada hakekatnya.

Saat surat almaidah bicara tentang pentingnya pemimpin muslim, maka kemunafikan muncul secara nyata. Yang menerima dan menolak tak lagi mampu disembunyikan. Maha Adil Alloh. Itulah sunnaatulloh.

Pun saat ayat poligami digaungkan dan kemudian dibuktikan dengan beberapa ustadz yang melakukannya. Saat itu, tampaklah siapa yang mendukung dan tidak mendukung. Bahkan ada yang sampai membenci dan mencaci pelakunya.

Jikalau yang berkomentar tidak setuju kemudian marah adalah orang kafir, itu bukan masalah. Tapi jika yang komentar adalah muslim dan muslimah yang notabene faham, maka ini adalah musibah.

"Umi, gimana nanti kalo suaminya poligami. Umi siap, ga? ".

Pertanyaan itu sudah sering saya terima. Maka jawaban saya adalah. Saya bergantung pada taqdir Alloh saja. Hal itu belum terjadi sama saya. Maka saya kesampingkan rasa takut itu dan lebih berfikir bagaimana menjadikan rumahtangga yang saya jalani menjadi wasilah sampai ke jannah. Terus ketakutan akan taqdir yang belum terjadi juga untuk apa?

Apakah saya sok kuat?
Jawabannya tidak. Bahkan saya sangat lemah. Lemah sekali. Tapi apalah daya kita sebagai manusia biasa. Bukankah memang tugas kita menerima dan mengimani taqdir?

Maka saya heran, saat ada muslimah dengan marah tidak terkendali menanggapi poligami seorang ustadz yang menjadi berita hangat di tanah air. Kemudian tetiba berfatwa kalau poligami harus dengan janda tua banyak anak. Katanya itu sunnah Nabi.

Istighfar lagi...
Semua istri Nabi usianya di bawahnya saat beliau nikahi. Hanya satu yang usia cukup sepuh, yaitu Saudah. Mereka ibu kita, ummahatul mukminin yang mana mereka adalah wanita pilihan yang sangat istimewa. Bahkan di antaranya ada yang langsung Alloh nikahkan dengan beliau.

Bahkan dalam buku 'mimpi-mimpi orang sholeh', semua istri Nabi sebelumnya diberi mimpi oleh Alloh bahwa mereka akan menikah dengan lelaki paling mulia, yaitu Muhammad shollalloohu 'alaihi wa sallam.

Apa hubungannya tulisan saya?

Wahai Muslimah..
Jangan ketidaksukaanmu atas poligami ini menyeretmu akan fitnah tanpa sadar. Ummaahaatul mukminin adalah janda muda. Bukan tua seperti yang kalian tuduhkan. Mereka ibu kita yang mulia.

Maka, tahanlah nafsumu. Jangan sampai justru ketakutanmu akan menjadi kenyataan dalam hidupmu.

Apalagi sang ustadz pelaku poligami itu tidak sedikit pun membuat duniamu rugi. Malah bisa jadi nafsumu yang membuat akhiratmu rugi. 

Kita hanyalah penonton bagi kehidupan orang lain. Tugas kita mendoakan dan berdoa untuk kita dan mereka. Semoga Alloh berkahi. Jika pun mereka keliru,  belajarlah dari itu. Semoga kita tidak mengalaminya.

Allohu'alam bishshowaab.
Eka Rosaria
Bekasi, oktober 2017

Ruqiyyah mandiri

Alhamdulillaah..
Ini air sebaskom kecil yang dicampur bubuk daun bidara, kemudian diruqiyyah sendiri. Bi idznillaah, apa yang saya rasakan sakit begitu menyiksa, setelah dua kali mandi dengan bilasan akhir pakai air ini, rasa sakit itu hilang.

Waktu itu keluhan saya sakit luar biasa di pundak kanan lalu merembet sampai ke belikat kanan,menjalar ke tangan kanan dan lutut serta paha kanan. Sakitnya luar biasa. Sakit yang bukan hanya bisa enak kalau diurut. Rasanya antara pegel, panas dan ngilu. Sempat disarankan untuk periksa ke dokter syaraf oleh teman saya yang seorang dokter. Tapi belum sempet dan Qodarulloh saya ambil duluan cara yang ini.

Qodarulloh saya masih punya bubuk daun bidara yang sempat saya beli di mbak Etty Sunanti, kemudian saya campurkan di baskom kecil isi air.

Saya serahkan ke suami untuk diruqiyyah. Dengan dibacakan surat alfatihah, ayat kursi, alfalaq, annas, alikhlas. Alhamdulillah Alloh izinkan sakit saya sembuh. Dan saya rutinkan mandi pakai air ini. Alhamdulillah..

Bagi yang mau daun bidara, yang sekitaran Cibitung, bisa langsung ke rumah saya. Petik sendiri ambil semaunya. Silahkan. Bahkan jika ketemu bijinya yang sudah kering, in syaa Alloh bisa ditanam.

Sungguh Alquran itu adalah obat bagi segala penyakit, bagi orang yang yakin.

Eka Rosaria
Oktober 2017

Menulislah

Menulislah!
Menulislah hal-hal yang orang lain bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis. Sebarkan kebaikan meski hanya lewat tulisan sederhana. Meski tanpa like atau komen bejibun. Karena setiap kebaikan pasti ada nilainya. Juga ada pahalanya. Jangan mengukur diri belum baik. Karena iman itu naik turun. Tidak ada manusia yang sempurna.

Sebagaimana jika banyak bicara banyak salahnya. Juga saat menulis, bisa jadi ada banyak yang tidak berkenan. Maka dari itu, semoga yang berteman dengan saya, sudi memaafkan jika ada kesalahan.

Setiap orang akan diingat tentang apa yang ditinggalkannya. Semoga saat kita meninggalkan, kebaikanlah yang ditinggalkan dan diingat orang.

Perawatan wajah

Shobaahul khoiir..

Di tengah gempuran harga kosmetik perawatan wajah yang kian melambung, ternyata masih ada cara yang bisa dibilang murah meriah, ga susah nyari dan mudah dilakukan.

Bagi orangtua jaman dulu, memasak nasi itu punya aturan husus. Yakni 'diakeul'. Kalo bahasa indo nya diapakan ya? Nasi yang baru mateng itu diaduk aduk sambil dikipasi biar uapnya keluar. Sehingga nasinya ga basah dan ga mudah basi. Tur juga rasa nasinya jadi lebih pulen.

Nah,
Emak-emak jangan sampai melewatkan uap atau asap yang keluar saat nasi diaduk-aduk. Hadapkan wajah kearah nasi dan biarkan uapnya mengenainya. Akan ada sensai panas hangat. Itu fungsinya bisa membuka pori-pori. Yah, lumayanlah. Menggantikan alat pemanas buat wajah kalo pas perawatan di salon.

Lalu,
Kalo para suaminya suka ngopi, tolong jangan dibuang tuh ampas kopi. Karena ada manfaatnya. Setelah wajah tadi terasa hangat dan porinya terbuka, maka pakailah ampas kopi buat piling wajah. Terapkan kopi ke wajah, lalu gosokkan perlahan secara teratur kearah atas wajah kemudian turun sampai ke leher. Sambil ditotok pelan dan agak lama. Seperti srub lah atau luluran.

Nah, selain di wajah, bisa juga terapkan ke tangan atau bagian mana saja yang dimaui. Maka setelahnya, bilaslah. Dan sensasi kesat akan terasa. Wajah dan badan akan terasa lebih bersih dan nyaman.

Satu lagi,
Saya terbiasa konsumsi madu dan minyak zaitun di rumah. Maka minyak zaitun bisa dimanfaatkan setelah wajah dicuci bersih dari ampas kopi tadi. Caranya, ambil sedikit saja minyak zaitun lalu usapkan ke wajah dan leher serta mana saja yang dimaui. Fungsinya akan melembabkan kulit, menyehatkan dan juga mencerahkan kulit. Minyak zaitun ini adalah sunnah. Maka pakailah!

Lumayan, kan..
Perawatan ala emak modis masa kini yang memanfaatkan apa yang ada di rumah.
Selamat mencoba.  😘😘😘

Jangan kebiasaan

Kemaren ketemu temen ibu-ibu, lalu dia cerita. Ternyata emang menjengkelkan sama temen atau siapa aja yang seneng japri lewat wa ngirim artikel sepuas dia. Apa aja yang dia dapat, dia kirimkan. Tak peduli apa pun.

Akhirnya dia tegur temennya.

"Bu, tolong jangan kirim-kirim artikel atau apa pun itu di japri wa saya. Karena artikel atau tulisan apa pun itu saya sudah baca di grup. Bahkan ga cuma di satu grup. Grup lain juga kirim hal sama. "

Kalau saya sih, selama ini, saat ada yang begitu, saya males bilangin. Cukup saya blokir biar tidak mengganggu. Gimana ga, sehari ngirim artikel lebih dari tiga kali. Udah kayak minum obat. Belum lagi di jam tidur bahkan larut malem. Ngapain coba?

Sesekali berfikirlah!
Ga semua yang kita dapat, entah itu berita atau artikel apa aja trus seenaknya kita bagikan ke temen atau ke siapa aja tanpa adab. Ingat ya, tanpa adab. Karena hari gini hampir setiap orang punya akun sosmed. Mereka dapat baca hal itu di sosmednya. Belum lagi di grup wa yang diikuti.

Bahkan ada yang kalau di grup itu cuma kirim -kirim artikel. Ga pernah nyapa teman -temannya. Padahal di antara manfaat dibikinnya grup teman sekolah itu untuk sapa-sapa tanya kabar dll yang sifatnya komunikatif.

Jadi, plis deh... Mikir lagi.. !!!
Karena ternyata apa yang kita lakukan itu sudah mengganggu privasi orang lain. Bukan manfaat yang didapat, tapi justru sangat menyebalkan.

Jadi, jangan pernah diulangi lagi..
Kalau pun kita kirim artikel atau tulisan lewat japri, sapalah!  Tanyalah kabar, saling doakan. Itu jauh lebih manfaat.
😊

Tulisan

Sepagian kembali baca artikel di grup. Isinya mungkin biasa, tentang keutamaan sedekah. Dilengkapi dengan kisah Nabi yang entah shohih atau palsu, tapi sangat jelas meragukan.

Tapi yang luar biasa adalah kalimat pembukanya.

Dan ada yang menggelitik hati saya. Di tulisan paling atas tertulis,

"Yang tidak mau membaca tulisan ini adalah orang yang paling sombong "

Aneh bin ajaib.

Sebuah tulisan diawali dengan kalimat penghakiman. Entah siapa yang menulis. Apa dasarnya kalimat itu ditulis. Sungguh kalimat ajaib. Entah apa juga maksud si penulis itu. Baru nemu saya. Kesombongan bisa diukur dengan baca dan tidaknya sebuah tulisan yang hanya artikel biasa. 😇

Di zaman serba sosmed, yang like dan share aja sudah bisa masuk surga. Seolah-olah masuk surga begitu mudahnya hanya dengan like dan share.

Dan sekali pun saya ga pernah mau like dan share artikel atau poto yang di bawahnya ada saran like dan share bisa masuk surga. Meski didoakan, ga begitu juga kali, ya.

Kita ini sering latah, apa aja gampang dibagikan. Ga peduli shohih atau palsu. Kisah para Nabi itu mudah dicari, Alquran banyak menuliskannya. Hadits shohih pun banyak mencatatnya. Jadi, sekiranya kisahnya agak asing, aneh, biasanya pun ada reaksi.

Mengambil hikmah dari setiap kisah adalah keharusan. Tapi membuat kisah palsu atas nama Nabi atau sahabat, kemudian disebar luaskan, ini yang jadi masalah. Kisah shohih para Nabi dan sahabat atau tabiin dan orang sholeh lainnya, rasanya tidak sulit mencari, asalkan mau saja kita mencari dan membaca bukunya.

Yu, ah.
Jeli dengan artikel kisah palsu. Hikmah seharusnya diambil dari kisah shohih. Justru bahaya jika itu dari kisah palsu.

Menulislah kisah yang shohih saja. 😘

Eka Rosaria

Hape

Bagi suami saya, hape bukan segalanya. Segalanya ga harus pake hape. Meski pun banyak yang protes, kenapa kok ga mau bawa hape, ga mau punya hape. Kan jadi susah kalo mau komunikasi, mau nanya dll.

Saya jadi sering konprensi pers😊 kalo ditanya alasannya kenapa. Saya jelaskan. Suami saya paling ga suka saat sedang ngajar kemudian harus angkat telpon. Suaranya mengganggu dan waktunya terpotong. Juga konsentrasi sering buyar. Itu sudah komitmen. Ga bisa diganggu gugat.

Apalagi ada yang usul agar punya wa supaya bisa nanya. Itu imposible 😀 baca wa saja ga mau. Apalagi kalo disuruh baca artikel panjang. Nanya cukup ke wa saya sebagai menejernya 😀. Sempat dijawab, belum sempet ya amma ba'du jawabannya.

Suami saya ga mau ribet sama hape. Biar hidup tenang dan tidur nyenyak, katanya. Walau pun akhir nya saya paksa kalo pas saya mudik, saya tinggalin hape dan wa nya. Awalnya ga faham dan ga mau faham. Tapi akhirnya bisaaa 😀 tapi husus kalo saya tinggal.

Alasan lain suami saya ga mau bawa hape adalah, karena males direpotin. Sepert kisah ini 😀

"Tadi selesai ngajar jamaah pada ketawa"

"Emang kenapa? "

"Aku bilang, kenapa kalo saya ngajar ga mau bawa hape? Karena saya takut sama istri saya"

"Lha, kok bawa-bawa aku? "

"Trus aku bilang lagi. Iya lah, saya takut kalo saya bawa hape, nanti ada sms masuk dari istri saya. Minta bawakan sate lah,  kebab lah, bakso lah, mie goreng lah, jadi serem saya"

"Dasaar"
😀😀😀😀

Nahaarukassa'iid.
Menulis adalah menyimpan rindu, uhuyyy 😘

Oleh oleh

Oleh-oleh seringkali bikin kita bahagia. Sesederhana apa pun yang dibawa, selalu ada keseruannya. Apalagi kalau pas datang langsung diserbu, itu yang bawa pasti seneng banget.

Bagi saya, saat pulang dari mana saja, lalu anak menyambut dan matanya langsung tertuju ke gantungan depan motor 😉 itu rasanya juga bikin seneng. Sambil nanya,

"Bawa apa, mi? "

Tak terkecuali saat suami datang. Denger suara motornya dari jarak beberapa meter aja udah bikin kita seneng. Pas buka pintu, kita kasih senyum kita dulu biar suami bahagia lihat wajah kita 😘. Selanjutnya mata saya tertuju ke stang motornya. Soalnya biasanya ada sesuatu di sana.

Begitu saya lihat dari jauh ada plastikan bening isinya bulet gitu, saya pastikan itu bakso. Tapi kalau misalnya isinya bungkusan kertas nasi, bisa jadi itu mie goreng atau mie aceh paporit saya 😉. Setelah itu biasanya saya langsung tambah level senyumannya, sambil nanya,

"Aa bawa apa? "

"Biasaaa"

Saya yakin, emak dan bapak di mana pun akan bangga dapat sambutan hangat gitu. Meski embelnya soal oleh-oleh. Rasanya kalau pulang ke rumah itu ternyata ada yang merindukan. Satu saat kalau pergi -pergi lagi, maka kita akan absen dalam hati 'kira-kira ntar pulang ke rumah bawa apa ya? ' begitu, kan?

Kalau saya, jika suami pulang bawa oleh-oleh apa aja, saya berusaha sumringah tingkat internasional. Karena ternyata itu bisa bikin yang bawa sangat bahagia. Walau pun kadang  ternyata saya udah kenyang karena baru aja makan, tapi saya diam aja. Pura-pura masih lapar, itu biar tidak bikin kecewa yang bawa. Dan itu akan berakibat pada suami untuk besok-besok bawa oleh -oleh lagi.😉

Tapi saya juga harus siap-siap sering kecewa saat ternyata suami ga bawa apa-apa. Dan saya tetep senyum. Karena suami sudah pulang ke rumah dengan selamat aja, itu sudah bahagia tingkat tinggi. Bukannya doa istri itu agar suami sehat dan lancar pergi dan pulangnya ke rumah. Maka saya tetep biasa saja. Tapi tetep saya suka masih nanya, pas suami datang dan di tangannya ada kresek hitam, tapi saya ga tahu isinya apaan.

"Aa bawa apa? "

"Hehe, ga bawa apa-apa. Cuma bawa pelet ikan. Nih kalo mau ikutan makan. Tapi jangan dihabisin, ya. Kasian ikannya kalo makanannya kamu habiskan."

"Kebiasaaaaaaannn"

😀😀😀😀😀

Shobaahul khoiir.
Menulis itu sebagai obat.
Menulis itu melupakan sesuatu yang ga nyaman. Menulis adalah menghibur hati 😘

Eka Rosaria

Mati

Innaalillaahi

Kalimat itu reflex saya ucapkan tanpa suara. Iringan pembawa jenazah itu membuat jalanan sedikit berhenti. Suara-suara tahlil dikumandangkan, turut mengantarkan si jenazah menuju rumah terakhirnya.

Bagi mukmin, pelajaran yang paling membuat getar hati adalah kematian. Karena akan berfikir, bagaimana jika saya yang mati? Di mana saya akan mati? Bagaimana akhir kematian saya? Bagaimana setelah saya mati? Apa yang saya bawa saat nanti mati?  Beragam pertanyaan itu pasti akan dirasakan setiap mukmin. Karena kematianlah sebaik-baik pelajaran yang harus diambil.

Saat di jalanan, keselamatan akan menjadi prioritas. Lambat asal selamat, alon asal kelakon. Seharusnya kita punyai prinsip itu. Meski kematian adalah taqdir, tapi tawakkal itu juga wajib. Berhati-hati di jalan adalah keharusan, demi kita dan orang lain tentunya. Jangan sampai kecerobohan kita dan masa bodonya kita saat di jalanan, menjadi sebab kecelakaan bagi kita dan orang lain. Maka berhati-hatilah!

Dan kematian adalah hal yang paling tidak disukai, karena akan memutus segala kenikmatan di dunia. Tapi kematian tidak bisa dihindari. Dan menunggu yang tidak pernah pasti adalah saat menunggu kematian.

Tidak ada harapan atas taqdir kematian, kecuali husnul khotimah.

😘

Hutang

Hutang

Belum pernah sekali pun saya seberani saat itu.  Nekad mendatangi rumahnya sambil tanya karena belum pernah tahu di mana. Saya ucapkan salam berkali-kali sampai akhirnya yang punya rumah keluar. Dia sedikit kaget melihat saya, kemudian senyum watados alias wajah tanpa dosa.

Saya sampaikan, saya mau minta uang saya yang dipinjam suaminya lewat suami saya. Saya juga bilang, itu uang saya dan jumlahnya ga sedikit kalau buat saya, jadi tolong dikembalikan sekarang juga. Karena saya ga akan mau datang untuk ke dua kali ke rumahnya.

Dia mulai alot. Alasan ini itu, uangnya ga ada. Katanya uangnya habis buat bayar ini itu. Pokoknya dia berusaha lepas tangan. Saya ga mau kalah. Tidak bergeming. Saya tetap duduk di teras luar, tidak mau masuk ke rumahnya. Setelah lama sekali saya di situ, dia nyerah juga, akhirnya dia kembalikan uang saya.

Entah, dari awal saya sudah jengkel dengan sikap dan kebiasaannya. Kebiasaan berhutang dengan alasan yang dibuat-buat. Alasan ortunya masuk rumah sakit lah, mertua sakit lah, dan masih banyak lagi alasan yang ga masuk akal. Hampir semua tetangganya dan orang yang mengenalnya tahu kebiasaan buruknya. Suami istri sama suka bohong.  Maka saya pun heran, entah kekuatan apa yang mendorong saya sampai nekad nagih hutang.

Karena awalnya saya kurang suka dengan cara suaminya. Tidak pernah ke masjid, ga ada sholat jamaah di masjid, sekalinya ke masjid cuma mau ketemu suami saya dan pinjam uang. Ini ciri orang ga beres. Karena suami saya aslinya memang ga kenal dengan orang ini. Suami saya ngasih seperti kaget, tetiba orang itu pun datang ke rumah saya. Sementara kita saja aslinya tidak kenal. Aneh, bukan?

Selama ini, saya ga pernah berani yang namanya nagih hutang. Maka antisipasi saya adalah, saya ga sembarangan jika ada yang berhutang, atau mendingan saya bilang jujur bahwa urusan uang adalah urusan suami saya. Saya ga mau resiko harus nagih lalu kemudian orangnya hilang atau susah ditagih. Saya ingin lebih menjaga perasaan sendiri saja, daripada pusing karena orang hutang, lebih baik cari tenang.

Maka saya cukup heran ketika ada orang yang lama ga ketemu dengan kita, kemudian saat ketemu tetiba urusannya untuk hutang. Atau saya heran ketika ada yang marah saat temannya tidak mau memberinya hutangan lalu menganggapnya ga peduli saat teman sedang kesulitan.

Bagi saya pribadi, teman saat sulit bukan hanya soal hutang uang. Hutang dengan teman itu harga diri kalau buat saya. Saya tidak ingin merusak pertemanan hanya karena urusan hutang. Ini bukan karena saya tidak butuh hutang. Tapi lebih ingin menghargai pertemanan, saya ga mau dianggap memanfaatkan.

Jika pun sampai kita berhutang, catatlah dengan tertib. Sampaikan kapan ingin mengembalikan. Dan beri kabar jika belum bisa melunasi. Karena memang hutang itu bagian dari cara mendapatkan rezeqi jika kita jujur saat mengembalikannya. Buatlah orang percaya. Dan terakhir janganlah bermudah-mudah dalam berhutang jika kondisi bukan sedang mendesak.

Karena hutang bagian dari kehormatan seorang muslim. Maka kehormatan yang boleh dirusak di antaranya adalah mengabarkan kepada khalayak ramai tentang kelakuan orang yang gemar berhutang tapi ga mau bayar.

Dan kematian seorang syahid saja masih tergantung selama hutangnya belum terlunasi. Apalagi kita. Maka berazamlah, bahwa saat kita sulit, Alloh lah yang tidak pernah luput atas kebutuhan kita. Alloh lah yang akan menjamin kita, dengan syarat taqwa.

Eka Rosaria
Bekasi 2017

Anak gadis

Anak gadis kita

Saat kecil dulu, hal menyenangkan itu saat menjelang maghrib kemudian nyari ayam peliharaan kita, kemudian kita giring masuk ke kandang. Begitu juga dengan tetangga, melakukan hal sama dengan ayamnya. Maghrib itu si ayam ga boleh ada di luar. Harus anteng di kandang.

####

Satu malam di sebuah warung tenda. 3 anak gadis usia sangat belia terlihat duduk bersama 3 atau 2 lelaki yang usianya terpaut jauh. Anak gadis itu hampir sama usianya dengan anak gadis saya, kira-kira. Dandannya mencolok, memakai baju seperti kurang bahan. Dengan rokok di tangan, mengepulkan asap layaknya perempuan panggilan. Secara dzohir, tidak ada husnudlon pada kondisi mereka saat itu.

Saya menatap wajah ke tiganya. Lalu menatap si lelakinya. Ada rasa sakit di hati. Begitukah mereka?  Di mana orangtua nya?  Mungkin saja tidak tahu, karena banyak anak gadis nya yang izin belajar malam di rumah teman, tapi nyatanya kelayapan malam dengan lelaki hidung belang. Entah demi apa, bisa jadi demi sebuah kesenangan fana. Bertukar dengan harga diri yang tak dapat dijaga.

Lalu saya lihat anak gadis saya yang duduk di sebalah saya dan bapaknya. Ya Robb, jagalah anakku, mampukan dia menjaga kehormatan dirinya dan juga orangtuanya.

####

Malam yang lain di sebuah warung tenda. Lebih dua anak gadis abg bertanya harga saat selesai makan. Dengan pakaian serba terbuka mereka keluar. Disambut sejumlah lelaki di mobil yang parkir diluar warung. Mereka tertawa dan masuk ke dalamnya. Entah kemana. Entah mau apa. Secara dzohir, tidak ada husnudlon untuk mereka.

Saya pun masih tetap bertiga dengan anak gadis dan bapaknya. Kembali ada rasa sakit. Sebegitukah?  Ah, Robbii.. Lindungilah anak keturunan kami dari pergaulan yang menyesatkan dan menyesakkan hati ini.

###

Anak gadis itu tetiba menikah, padahal belum juga lulus sekolah. Gadis putih murah senyum yang malang. Yang menikah karena ternyata sudah hamil empat bulan. Anak gadis itu pendiam. Sangat sopan. Dan tidak terlihat bergaul bebas seperti anak gadis yang nakal. Tapi ternyata main belakang. Setelah itu hanya tinggal penyesalan.

###

Anak gadis tentu saja beda dengan ayam. Jika ayam saja saat maghrib kita cari dan kita suruh masuk kandang, maka lebih lagi dengan anak gadis.

Khawatirlah saat anak gadis kita masih belum pulang saat matahari hampir tenggelam. Pastikan keberadaannya, juga siapa teman-temannya. Jangan membiarkan mereka di luaran tanpa dampingan dan bimbingan. Sungguh ini zaman di mana kemewahan hidup bisa ditukar dengan kehormatan. Dan kita orang tua, hendaklah selalu mengawasi pergaulannya.

Pada sujud kita kepada Robb yang maha memelihara, pinta kami atas anak gadis kami. Semoga dilindungi, hingga saat mereka nanti menemukan belahan hatinya yang diikat dengan sumpah halal.

Eka Rosaria
Bekasi 2017

Kiri

Kiri

Tak semua penganut kiri itu berarti negativ. Contohnya saya. Terutama saat di jalanan. Saya termasuk penganut golongan kiri extrim. Saya selalu berusaha ada di kiri jalan. Tidak berani ambil kanan. Karena saya tahu, jalur kanan biasanya untuk mobil. Daripada saya di kanan kemudian diklakson trus kaget, itu bisa berabe. Terkecuali jika saya nantinya mau belok kanan, maka pelan-pelan saya ambil kanan sambil mengamati spion.

Apalagi jika ada cegatan polisi di kiri kanan. Saya tetep pilih kiri. Di saat yang lain menghindarinya karena takut ditilang, saya dengan gagahnya malah mendekati. Saya pelankan laju motor dihadapan mereka, seolah saya ingin bilang,

"Ini lho, pak. Saya ga gakut ditilang. Wong kelengkapan motor saya joss. Jaket, helm, sarung tangan, lengkap.  Sim ada, stnk ada, bahkan surat nikah juga ada"😉

Akhirnya malah polisi itu ga pernah ngelirik saya. Dibiarkannya saya jalan terus.

Ini strategi emak-emak, ya. Supaya terhindar dari acara tilang menilang saat di jalan. Saya kan paling ga suka ketemu polisi di jalanan yang di tangannya udah siap pulpen sama kertas. Meski pun kadang dag dig dug juga sih, udak kayak mau ketemu pacar rasanya. 😉

Tapi kalau di jalan tol, jangan sampe ambil lajur kiri paling kiri, karena itu ruas jalan. Ketemu mobil patroli bisa wassalam. Gede ntar uang tilangannya.

Tapi jangan pernah iseng menjawab saat ditanya siapa anaknya Nabi Nuh yang lain selain kan'an? Sebagian orang dengan pede menjawab, dia adalah kir'i. 😉

Nah..

Untuk pengendara di mana pun berada. Jaga keselamatan diri dan orang lain, taati rambu lalu lintas. Dan jangan lupa, setelah lengkap memakai jaket, helm, tutup muka, sarung tangan dll.. Siapkan motor anda. Jangan sampe udah siap semuanya dan anda jalan, ternyata motornya ketinggalan di rumah.  😉 hehehe.. Iye, kaannn 😃

Shobaahul khoiir

Poligami 1

#poligami

Seorang suami terlihat resah. Bertahun sudah dia pasrah. Saat taqdir membawanya pada situasi di mana sabarnya begitu ruah. Tapi tetap ada rindu membuncah. Hasratnya yang tersimpan, seperti tak lagi mampu bertahan. Dia memang tak lagi muda. Tapi hasrat lelaki tak pernah mengenal usia.

Hingga satu hari dia sadar, bahwa laju motornya sudah menabrak portal gang. Konsentrasinya sudah mulai hilang.  Pikirannya terasa kalut. Ada banyak kisah yang membalut. Tentang istrinya yang bertahun terbaring tak berdaya.

Sang istri terkena serangan stroke sebelah dari wajah sampai kakinya,  memorynya hilang, tak mengenal siapa pun, termasuk suaminya. Tak ada lagi senyum di wajahnya. Semuanya dingin. Dunia seperti sedang sepi.

Tapi si suami tetap sabar. Merawat istrinya meski tak lagi mengenal dirinya. Tak ada suara. Tak ada lagi keramaian seperti kemarin saat masih sehat seperti biasa. Tak ada lagi pelayanan pribadi untuknya.

Bagi suami, menahan hasrat sekian tahun bukan hal yang mudah. Jangankan bertahun, berhari saja sudah jadi masalah.

Saya masih ingat taushiah almarhum seorang ustadz,

"Ibu-Ibu harus tahu, ya. Bagaimana sebenarnya seorang suami jika 3 hari saja tidak berhubungan dengan istrinya, itu rasanya sakit."

Bertahun menahan diri, mengabdikan diri merawat istri. Kesabarannya runtuh. Itu wajar. Sangat wajar. Dan akhirnya dia memilih untuk poligami tanpa harus meninggalkan istrinya.

Keputusan menuai masalah, anak paling tua tidak terima. Marah dan menganggapnya tak setia. Padahal si anak pun sudah menikah. Tapi tidak mau peduli pada hasrat bapaknya. Tidak mau memaklumi sama sekali bahwa setia pada kondisi bapaknya adalah tak mungkin. Hasrat terpendam sudah membuatnya sakit.

Bagi saya, poligami yang dilakukan suami itu sangat wajar. Bahkan bisa jadi wajib. Karena dia membutuhkan tempat halal sebagai penyaluran.

Alhamdulillah, kesabarannya mengurus istri bertahun lamanya dibalas Alloh dengan seorang istri kedua yang sangat baik. Wajahnya cantik. Suaranya lembut dan pendiam tidak banyak bicara. Seorang janda dengan satu anak yan tak lagi muda.

Meski sang anak masih tetap menentangnya, saya tetap setuju dan mendoakannya. Semoga poligaminya diberkahi Alloh. Dan semoga hati anaknya dilembutkan.

Para istri,
Ternyata kita tidak boleh menyepelekan hasrat suami. Sampai-sampai Nabi mengatakan jika suami membutuhkan, meski istri sedang masak, tunaikanlah. Layanilah. jangan berat hati karena itu ibadah istri. Jangan sampai keengganan kita dibalas Alloh dengan cara tak terduga, lalu kita menyesal tak lagi guna.

Ada seorang ibu yang menasehati anaknya yang sudah bersuami,

"Nak, kalau sudah waktunya isya, cepatlah sholat, cepatlah rapih, jangan sampai ketika suamimu butuh, kamu malah belum siap, itu sangat ga boleh."

Semoga para istri selalu dilapangkan hatinya saat suami membutuhkan. Karena membuatnya bahagia adalah kewajiban yang muaranya adalah ketenangan. Sakinah. Inilah jalan sakinah. Semoga Alloh Rohmati rumahtangga kita. Aamiin

Eka Rosaria
Bekasi 2017

Hasrat

Hasrat istri

Apakah istri juga punya hasrat yang sama dengan suami?  Jelas, meski ga sama. Istri lebih merasa malu saat dirinya punya hasrat terhadap suami. Tapi malu bukan berarti harus diam saja.

Karena ternyata, hehe.. Ini rahasia suami istri, ya 😉 seorang suami itu akan merasa senang dan bangga ketika istrinya meminta nafkah batin. Dia merasa dibutuhkan dan biasanya akan menambah kehangatan tersendiri.

Ada cerita yang saya masih ingat. Waktu itu saya ikut rewang teman yang mau nikahkan anaknya. Ada banyak ibu-ibu yang ikut rewang. Dan biasa mereka saling ngobrol, tertawa bareng. Jika para suami biasanya kalau kumpul ngomongin poligami, maka para istri biasanya akan ngomongin soal seputar suami istri. Sampai ada satu ibu yang dengan blak-blakan dia cerita,

"Ah, saya mah, bu ibuu.. Kalau saya lagi pengen, saya bilang langsung aja sama suami. Ngapain pake malu segala. Daripada saya ga bisa tidur"
😉

Saya ikut tersenyum. Ibu itu ga salah. Dia tidak sedang menceritakan soal urusan ranjangnya, tapi soal bahwa istri juga punya hasrat dan harus diungkapkan.

Ada satu lagi teman saya, dia cerita tapi masih agak malu.

"Kalau saya, Mi. Biasanya kalau pas hasrat itu datang, saya bawaannya emosi mulu. Tapi suami saya suka langsung faham kalau saya sudah begitu"
😉

Sex bagi suami istri bukan hal tabu. Justru harus saling terbuka. Apa yang disuka dan apa yang tidak disuka. Karena tidak menafikan, sex yang terpenuhi adalah bagian dari proses sakinahnya rumahtangga. Suami yang terpenuhi kebutuhan sexnya akan lebih tenang. Begitu juga dengan istri.

Setuju??? 😉😍

Eka Rosaria
Bekasi2017

Tukang somay

"Soomaayyy"

"Soomaayyy"

Kira-kira begitu. Hampir setiap hari menjelang ashar suara itu terdengar. Seorang bapak tua yang menjajakan somay.

Menarik tentang si bapak tukang somay ini. Qodarulloh, kondisinya sangat memprihatinkan. Badannya sebagian kena stroke, berjalan dengan kaki diseret. Sementara usianya pun tak lagi muda. Masih punya tanggungan istri yang harus diberi nafkah. Dan tidak ada yang bisa diandalkan untuk menanggung biaya hidup sehari-hari. Tapi dia tak putus asa.

Awalnya dia datang ke rumah teman saya yang seorang terapis untuk berobat. Tapi kemudian berhenti karena tersandung tak punya biaya. Dia sendiri tak punya pekerjaan, lalu bagaimana akan membayarnya. Dia mencoba menjaga harga dirinya dengan tidak mengemis dan minta belas kasihan. Merasa malu datang lagi. Padahal teman saya sudah berulang kali sampaikan, datanglah, jangan pernah memikirkan biaya. Tapi rasa malu membuatnya tak lantas mengambil kesempatan.

Sampai akhirnya teman saya menawarkan dia untuk berjualan somay. Supaya dia ada penghasilan.

Alangkah senang si bapak tua ini. Walau pun kondisinya sakit, dia berusaha bangkit. Mengacuhkannya dan tetap punya semangat. Penghasilannya memang tidaklah banyak setiap harinya. Tapi dengannya dia bahagia.

Seorang yang menjaga harga dirinya dari meminta-minta kepada manusia, Alloh pertemukan dengan teman saya yang punya sifat penolong. Itulah keadilan Alloh.

Sementara mereka yang bahkan usianya lebih muda, tapi merelakan dirinya mengemis di jalanan, di hari qiyamat nanti akan menghadap Alloh sementara mereka tak punya wajah. Karena di dunia wajahnya mereka pakai untuk menghinakan dirinya sendiri dihadapan orang lain untuk mengemis.

Maka hargailah orang-orang yang menjaga iffahnya dengan berjualan sementara usia mereka tak lagi muda dan dalam kondisi papa.  Beli lah meski kadang kita tak butuh. Semoga itu akan membuatnya terhindar dari hal yang menghinakan.

Eka Rosaria
Bekasi 2017

Senjata istri

Senjata istri

Dalam alquran, istri digambarkan oleh Alloh sebagai orang yang punya sifat membuat tenang suami. Litaskunuu ilaihaa. Faktor istri lah penyebab ketenangan bagi suaminya.

Banyak hal yang bisa dilakukan seorang istri yang menghadirkan ketenangan bagi suaminya. Selain melayaninya di tempat tidur, juga pelayanan lain yang membuat suami senang.

Dan setiap istri punya cara tersendiri dalam menyenangkan suami. Contohnya saat menyambut suami pulang kerja. Dalam kondisi lelah dan capek, suami butuh sesuatu yang membuatnya rilex.

Selain senyuman yang disuguhkan saat suami datang, ada pelayanan lain yang akan membuatnya lebih senang. Memberinya pijatan, misalnya. Atau membersihkan wajahnya sehabis kena debu jalanan kemudian menotok wajahnya supaya lebih segar.

Nah, para istri..
Sediakan senjatanya di rumah. Setelah suaminya makan dan bersih-bersih, mulailah bersihkan wajahnya kemudian totok dan terakhir berikan pijatan pada kaki pusat capek dengan alat pijat.

Menuju sakinah.
Sakinah itu perlu usaha.
Semoga tercapai cita-cita sakinah dalam rumahtangga. 😘😘😘

Eka Rosaria
Bekasi 2017

Multi talenan

Emak- emak harus multitalenan 😃😃
Pagi-pagi ada yang minta cukur..

Para istri,
Bagus kalau kita punya beberapa keahlian yang sifatnya untuk keluarga. Untuk suami dan anak anak. Menjahit, misalnya. Kalau bisa bikin baju buat anak dan suami, mereka pasti seneng banget. Bahkan suami bisa bangga kalau pakai baju atau celana hasil karya istrinya. Mencukur, misalnya. Suami ga harus ke luar rumah jika rambutnya sudah gondrong.

Banyak hal yang bisa dilakukan istri untuk kebahagiaan keluarganya. Agar kelelahan dan keletihan mengurus rumah tangga menjadi terobati. Melihat suami dan anak senang, pastinya juga istri jadi senang.

Karena rumahtangga ibarat jalanan. Awal-awal tidak mulus seperti jika di aspal, banyak batu besar dan kecil, kemudian disirami cairan aspal   sampai akhirnya terasa makin halus. Begitu juga rumahtangga, kerikilnya adalah masalah yang bisa jadi cekcok antara suami istri, kemudian disirami dengan hal-hal yang saling membahagiakan, semoga akan hilang dan mengecil tajamnya, menjadi halus dan terasa nyaman menjalaninya.

Tidak ada satu pun rumahtangga tanpa masalah. Kekurangan dan ketidaksempurnaan pasangan adalah bumbu dasar dalam interaksi dengan pasangan. Siapa pun itu. Mari racik dengan sabar dan sholat agar bumbunya jadi masakan yang enak.

Yang menulis tidak lebih baik dan tidak lebih bahagia, tapi berusaha untuk bahagia. Menjadikan runahtangga sebagai ibadah yang berpahala. Kemudian melapangkan dada untuk menerima semua taqdir yang Alloh berikan.

Yang sudah menikah, semoga makin sakinah, lahir mawaddah kemudian mendapatkan rohmah.

Yang menuju menikah, semoga Alloh lancarkan, disiapkan menjalaninya nanti.

Shobaahul khoiir
Salam semangat buat para emak di mana pun berada.

Eka Rosaria
Bekasi 2017

Teh

Melengkapi

Saat lagi makan waktu baru nikah. Seringnya kalau ngomong pake bahasa yang fahamnya kalau udah lamaan. 😇

"Ni musim lagi kemarau, ya?  Kok kering gini rasanya"

Saya nya ga ngeh. Yang makan ngomongnya sambil senyum penuh misteri. Ternyata haus. Tapi ngomongnya pake bahasa lain. Akhirnya saya ambilkan minum.

Bagi kebanyakan istri yang saya lihat, begitu suaminya pulang kerja, sudah nyiapin air teh atau air putih husus untuk menyambutnya. Kalau saya sebaliknya. Jika saya sodorkan minuman begitu suami datang, yang ada malah saya diprotes. Karena selama ngajar sudah banyak minum, dan begitu sampai rumah malah maunya dibuang. 😃

Dan kebiasaan kalau makan pun tidak mau disiapkan minum. Karena prinsipnya minum itu sebelum makan, jadi ga ada minum setelah makan. Ditambah kebiasaannya kalau pagi minumnya banyak, jadinya soal minum ini bukan keharusan buat saya nyiapainnya.

Sama kayak bikin kopi, saya angkat tangan, ga pernah bisa dan sekalinya buat pun ga pernah cocok. Urusan bikin kopi mah saya nyeraah. Suami saya kalau bikin kopi ramuannya banyak. Kopi gula ditambahin kayu manis, cengkeh, jahe sama kapulaga.

Begitu juga kalau bikin teh. Karena saya ga suka teh manis, maka ga pernah bikin teh manis. Palingan teh hijau tawar. Jadinya kalau soal teh, selera saya sama suami itu beda. Orang sunda memang ga ada namanya minum teh manis. Adanya teh Eka, teh Ai, teh Sarah, teh Tuti. 😃
Kecuali kalau pas jajan bakso, biasanya minumnya teh botol atau teh kotak. 😃

Sama kayak kopi, saya juga jarang banget bikin teh. Beda sama suami. Jadinya di rumah itu kalau pas bikin teh, suami saya yang bikin.

Wah, kalau dia yang bikin. Teh biasa jadi luar biasa. Teh nya istimewa karena ditambahi jahe sama sereh. Tambah wangi dan menyehatkan. Dan soal teh, saya mah kayak ratu. Tau-tau teh udah jadi kemudian tau-tau saya lagi ngapain aja di rumah, eh disodorin teh tawar panas sambil bilang,

"Nih, teh nya. Kurang apa neh suami. Keren. Udah bikin teh sendiri, buatin juga buat istrinya"
😃😃😃

Menulis untuk menghibur.
Eka Rosaria
Bekasi 2017

Banjir

Banjir mulai terjadi di beberapa kota. Menyisakan banyak duka, entah itu materi atau pun perasaan. Menjadi korban banjir rasanya maa syaa Alloh. Tak dapat digambarkan susahnya.

Ayolah,
Mulailah dari kita sendiri.
Jangan buang sampah sembarangan yang bisa menghambat aliran air di sungai atau kali.
Berfikirlah layaknya orang yang memang pernah merasakan bangku sekolah. Karena yang berpendidikan, selayaknya faham sebab dan akibat. Saya beberapakali marah kalau pas lihat ada yang buang sampah ke kali. Saya bilang, situ yang buang sampah, diikuti yang lainnya, lalu kalau pas banjir karena sungai mampet oleh sampah, saya lah yang paling dulu kena banjirnya dan semua tetangga di sekitar saya.

Ayolah,
Mulai dari kita sendiri.
Sisakan ruang tanah untuk resapan air di rumah kita. Jangan dihabiskan oleh keramik indah demi nafsu karena rumah ingin bagus. Sampai-sampai saat hujan turun, air menjadi bingung mau tinggal dimana. Akhirnya air menggenang kemudian jadi banjir.

Ayolah,
Alquran sudah menjelaskan bagaimana hujan itu turun kemudian meresap ke dalam tanah hingga menyuburkan berbagai tanaman. Itu artinya hujan punya rumah yaitu tanah. Janganlah tanah itu kita tutupi.

Ayolah,
Kita berfikir,
Jika sudah banjir, tidakkah kita justru tambah sulit? Barang kita banyak habis terendam air banjir. Hati kita jadi susah karena hidup tak lagi nyaman seperti biasa.

Banjir,
Semoga tidak mampir.
Sapulah saja orang-orang kafir yang tidak mau mikir. Yang banyak merugikan ummat muslim dan orang-orang munafik yang banyak menindas para ustadz.

Banjir,
Menyisakan banyak hal untuk difikir
😢

Cctv

Niat

Sudah kesekiankalinya masjid di tempat saya dibobol maling. Terakhir kali kuncinya sempat rusak, tapi belum sempat masuk. Tahunan yang lalu, kotak infak juga sempat berulangkali dibobol. Dari yang jumlah kecil sampai yang jumlahnya besar.

Ditambah hari ini fasilitas masjid semakin lengkap. Ada ac dan barang berharga lainnya di kamar sampingnya. Makanya selama ini kamar itu selalu dikunci dan tidak boleh ada yang sembarangan masuk. Demi keamanan.

Lain orang lain pula niatnya. Di saat sebagian besar orang ke masjid untuk sholat jamaah, ada juga yang niatnya mau maling. Kejadian hilang motor sudah berulangkali. Dulu sekali ada yang hilang motor saat sholat subuh, padahal baru saja tiga hari datang, nomornya pun belum resmi terpasang.

Terakhir kali bulan lalu motor juga yang kena sasaran. Motor yang masih usia bulanan. Masih baru. Bahkan saking butuhnya si maling, motor yang itungannya udah rongsok aja masih juga diembat.

Maling sekarang memang pinter. Geraknya semakin cepat. Sampai tidak sempat terdeteksi gerakannya.

Akhirnya pihak masjid punya inisiatip masang cctv. Biar apa yang terjadi di sekitaran masjid bisa kelihatan. Orang-orang yang mampir ke masjid dan lalu lalang di depan akan bisa nampak di tv yang disimpan di kamar samping masjid. Jadi, jangan coba-coba lagi beraksi kalau tidak ingin jadi artis cctv.

Sampai satu hari saat pulang dari masjid, suami sempet bilang,

"Kamu tau ga, sekarang di masjid dipasang cctv. Jadi keliatan tuh siapa aja yang lewat. Kalau kamu mau jadi artis cctv, coba ntar mondar-mandir di halaman masjid, pasti ntar kelihatan tuh di layar tv nya."😁

Saya jawab,

"Enak ajah"😂

Jangan lupa tuh para lelaki, sholatnya jamaah di masjid, bukan di rumah.

Kelompok

Kokohiyyun tegariyyun  😂

Bertahun berlalu kelompok ini hadir di masjid perumahan saya. Mereka sholat jamaah seperti biasa. Yang luar biasa adalah kelakuannya. Mereka bawa brosur kajian-kajian mereka lalu menempelnya di papan pengumuman. Tanpa akhlaq dan adab dengan pengurus masjid. Saking tegar nya mereka. Tegar alias teu gableg ka era.

Beda sekali dengan kelompok khilafah saat masuk masjid kami. Mereka datang dengan adab. Meminta kepada pengurus masjid kalau mereka ingin memakai masjid untuk kegiatan acaranya. Dengan mereka, kita respek.

Tapi kelompok kokohiyyun ini sebaliknya. Saat pengurus tahu ada brosur ilegal tertempel, papan itu dikunci. Saya pikir ga perlu protes. Karena memang itu kebijakan pengurus masjid. Dan tamu atau orang asing seharusanya faham adabnya saat masuk ranah orang lain. Karena setiap masjid pasti ada pengurusnya.

Saat itu beredar juga selebaran dari kelompok ini tentang beberapa kelompok yang dianggap ahli bid'ah. Intinya, tidak ada satu pun kelompok yang ahlus sunnah kecuali mereka. Mereka lah yang katanya firqoh najiyyah akhir zaman.

Saat tahu mereka tidak boleh menempelkan brosur apapun di papan pengumuman masjid, bukannya sadar, mereka mencari orang masjid yang dikira akan berfihak pada mereka, padahal bukan pengurus. Mereka kalap. Beneran tidak punya adab.

Sampai akhirnya ketua dkm mengumpulkan semua pengurus dan para jamaah dalam satu rapat. Kelompok kokohiyyun ini pun dipanggil. Tapi seperti biasa, kenyataannya nyali mereka ga sebesar semangat saatnya menempelkan brosur dan usaha lain untuk menguasai masjid.

Ketua dkm masjid kami bukan orang sembarangan. Wibawanya sangat nampak. Beliau seorang pejabat yang baik yang punya pengaruh besar di masyarakat. Setiap orang merasa segan kepadanya. Kontribusinya dalam memakmurkan masjid tidak diragukan. Bantuan moril dan materilnya tak terhitung. Alhamdulillah Alloh taqdirkan beliau menjadi pimpinan.

Dalam rapat malam itu, beliau beribicara kepada kokohiyyun yang akhirnya berani datang. Bahwa setiap masjid punya pengurus dan juga aturan. Ga sembarang maen masuk maen tempel tanpa permisi. Coba kondisinya dibalik, pasti mereka pun akan bersikap sama.

Ada beberapa dari mereka yang berani bicara panjang lebar, berani bilang kalau pancasila itu sesuai dengan Alquran, sehingga ketaatan kepada ulil amri yang musyrik bukan masalah besar. Intinya mereka banyak omong dan ngelantur. Semua pengurus ikut bicara menasehati dan membantah mereka. Kecuali satu orang, suami saya. Saat rapat hampir dinyatakan selesai. Semua minta agar suami saya bicara. Suami saya tidak mau bicara apa pun, hanya diam dan hanya bilang percuma bicara dengan kelompok mereka. Hanya akan muter-muter dan menghabiskan waktu. Itu saja.

Setelah malam itu mereka tidak kelihatan lagi. Hanya satu dua yang memang hatinya masih ada niat sholat jamaah di masjid tempat saya. Akhirnya Alloh tampakkan, siapa yang niatnya murni memakmurkan masjid dengan sholat jamaah lima waktu dengan yang punya niat lain ingin menguasai. Alloh maha adil. Tidak akan membiarkan rumahNya diisi oleh orang-orang yang niatnya lain.

Bekasi 2017

Ambulance

Ambulance

Kondisi jalan masih saja macet, laju kendaraan masih merayap. Tetiba ada bunyi sirine di kiri mobil. Saya melihatnya dan ternyata mobil ambulance. Reflex suami membelokkan arah mobil ke kanan memberi jalan, padahal sudah mentok karena kita ada di lajur kanan. Berhasil, meski mepet, ambulance akhirnya bisa lewat diikuti dua mobil pribadi di belakangnya sambil menyalakan dua lampu belakang. 

Ternyata ada satu mobil yang pas depan kita, tiba-tiba ikutan ngebut maju nyusul di belakang rombongan ambulance sambil ikutan nyalain dua lampu belakang. Padahal itu mobil dari tadi bermacet ria sama dengan kita. Spontan saya sama suami pandang-pandangan trus ketawa bareng.

Aya-aya wae akalnya 😅

Ada-ada aja ulah pengendara. Pengen cepet sampe tapinya jadi lucu.

Kata suami, dulu waktu masih di Bandung. Ada satu orang bapak dengan keberanian yang beda tipis sama watados 😊 jadi kalo lampu merah kelamaan, dia langsung aja nyelonong. Pas dicegat polisi dan ditanya, jawabannya,

"Aduh, punten pak polisi, aya nu maot"

Maksudnya ada yang meninggal makanya dia buru-buru. Padahal mah ga, cuma pinter juga tuh si bapak, dia merasa ga bohong, kan emang tiap saat tiap hari juga katanya ada yang meninggal. 😊

Ambulance adalah satu-satunya mobil yang saya merasa yakin tidak ingin dimiliki secara pribadi.  Bahkan sekedar baru mendengar suaranya saja rasa hati ada yang beda. Apalagi begitu lewat depan mata, jantung rasanya ikut berdebar.  Membayangkan yang di dalamnya, entah masih hidup atau sudah jadi mayat. Terbayang anggota keluarga kita, kemudian reflex merapal doa, Ya robb, selamatkan yang sedang tertimpa musibah. Berikan yang terbaik.

Satu teman saya zaman sd ada yang jadi supir ambulance. Satu hari waktu ketemu saya tanya. Kira-kira dia takut ga karena sering bawa jenazah, bahkan tak jarang hanya dia sendirian  dan hanya berdua dengan jenazah. Dia bilang biasa saja. Tidak takut. Bisa jadi rasa bahwa setiap orang pasti akan jadi jenazah menjadi motivasi dia.

Segala sesuatu akan jadi pelajaran.
Ga usah ikutan amblulance kalau memang kita bukan rombongannya.
Ambulance itu seperti alarm saat di jalanan, bahwa satu saat bisa jadi kita yang terbaring diam di dalamnya. Sehingga akan selalu ingat dengan kematian dan berlomba menyiapkan bekal untuk perjalanan panjang nanti.

Eka Rosaria
Bekasi 2017

Jangan asal

Hari ini ramai status reunian aksi bela Islam 212. Tumpah ruah ummat Muslim dengan semangat tinggi membela agamanya. Tak penting jarak yang jauh dengan segala kesulitan yang dilaluinya. Mereka semua tetap semangat. Aksi dengan landasan iman memang hanya akan bisa dirasakan oleh orang yang juga punya iman. Bukan sekedar aksi, tapi pembuktian bahwa ummat Muslim hari ini bukan sekedar buih yang diremehkan. Persatuan di atas iman itu menggetarkan jiwa. Dan itu tidak mungkin dirasakan oleh orang yang hanya bisa mencela. Persatuan di atas iman itu akan menggetarkan musuh. Sehingga layak diperhitungkan. Mereka kaum kafir yang bersatu di atas kebatilan, hanya akan merasakan ketakutan melihat bersatunya ummat ini.

Terkecuali dengan kaum nyinyiriyyun yang hobinya mencela dan menghasut. Alloh tampakkan keadilan atas ummatNya yang bersatu di atas landasan iman, dengan menampakkan 'kebodohan' mereka. Seolah mereka berkata atas nama dalil, padahal sesungguhnya bathil. Abaikan kelompok yang satu ini. Karena Alloh ciptakan mereka sebagai ujian bagi kaum Muslimin lainnya. Di saat Muslimin yang lain bersatu dan berjuang amar makruf nahi munkar, mereka hanya bisa koar-koar memvonis dan menyalahkan.

Ahoker dan jokower sudah pasti alergi dengan aksi bela Islam. Tapi Alloh lah sebaik-baik pembuat makar.

Buat emak-emak dari kaum nyinyiriyyun, mendingan sibuk ngurusin hal yang jauh lebih manfaat daripada ngomporin sodara muslim lainnya. Tanpa kalian, Islam tetap mulia dan tanpa kalian juga kaum emak militan tetap semangat bersatu dan berjuang dengan harta dan tenaganya. Mereka digerakkan oleh iman. Dan tidak mungkin berhenti hanya karena ocehan kalian.

212

Satu sore

Sore berteman cilok 😅😅😅

Di saat kepala udah terasa kliyengan karena jalanan bulak belok plus nanjak mudun alias jalanan ciluk ba, pas turun pas hujan. Alhamdulillah 'ala kulli hal.

Pas dilihat dari jauh ternyata angkot sudah siap, jadi ga bingung kudu naik ojeg. Eh tapi, hampir sejam nih angkot kagak maju-maju. Sekalinya maju ternyata dua kali ngetem lagi trus balik ke tempat semula. Maa syaa Alloh, pengeeen banget rasanya neriakin pake toa tuh supir angkot. Mana dia juga ngerokok lagi, nambahin mumet di kepala makin berasa aja. Tapinya ngeri juga kalo dia bales,
"kalo ga mau ngetem, naek mobil pribadi ajah"
Soalnya kalimat itu pernah saya denger waktu ada yang protes. Jadinya saya diem ajah sambil nikmati hujan di luaran sana. Dan seketika lapar mulai melanda.

Ya Alloh, itu mah ya. Di saat lagi hujan beginih, tiba-tiba ada si bapak tukang cilok lewat depan angkot. Lumayan lah, ngangetin perut sementara saya belum sampe rumah.

Supir angkot emang banyakan kebangetan kalo udah ngetem. Ga bisa lihat kita resah dan gelisah menunggu di angkot. Tapi kadang juga kasian karena makin hari penumpangnya makin sepi. Efek orang-orang udah punya  motor, jadi tambah males kudu naek angkot. Dah gitu penumpang nih angkot cuma saya sama sesebapak tua sama supir yang asik sama rokoknya.

Penawaran motor dengan depe murah emang menarik masyarakat. Gimana ga, bayar gope ratus udah bisa bawa pulang motor, tinggal aja bayar cicilannya berapa. Makanya hari ini tuh motor jadi raja jalanan dan angkot jadi selamat tinggal. Jadilah supir angkot makin merana karena setoran tetep jalan sementara penumpangnya sering wassalam.

Semoga resah ini berbalas. Si emak ditunggu orang-orang penting di rumah. 😉 Biarlah hanya cilok yang menemani. Sembari melihat embun sisa hujan di balik kaca angkot 😅

Curhat sore. Curhatan rada gaje 😅
Abis baca tulisan istri yang habis melamarkan dan menikahkan suaminya. Alhamdulillah keren. Ikut doa aja, semoga pernikahannya barokah.

Jangan asal komen

Saya pernah buat tulisan. Kisah nyata. Tentang kematian seorang ikhwan dan perjalanan diantarkannya ke kuburan. Saya ceritakan kalo si mayyit di kubur di pekuburan muslim. Dan itu harus. Tidak boleh dicampur karena mayit orang kafir itu akan selalu disiksa di kuburnya.  Intinya saya menuliskan bahwa siksa kubur itu ada.

Tulisan itu saya setorkan kepada seorang pemerhati cerpen. Komennya bikin saya langsung ilfil. Dia bilang bahwa saya jangan sok tau soal siksa kubur bagi orang kafir. Emang kita siapa, kita bukan tuhan, katanya. Padahal muslim saja belum tentu selamat dari siksa kubur, apalagi yang kafir.

Antara miris dan pengen ketawa. Karena ternyata saya salah orang. Sejak itu saya tidak lagi tertarik dikomentari oleh orang yang ga faham tentang masalah agamanya sendiri. Tulisan boleh bagus, cerita boleh bagus, tapi kalo yang dasar saja ga faham, bisa wassalam.

Ideologi dalam sebuah tulisan itu sangat penting.

Tentang bapak 2

#tentang_bapak

"Merantaulah!  Pergilah yang jauh, jangan hidup di sini. Bapak ikhlas. Carilah lelaki yang dicintai dan mencintaimu, baik agamanya dan baik akhlaqnya. Jangan menikah dengan orang kaya karena kita bukan orang kaya,  karena Bapak khawatir kamu akan diremehkan. Menikahlah dengan lelaki berilmu yang biar pun miskin tapi rajin, ulet dan tidak gengsian. Pergilah! Jangan pernah khawatirkan Bapak. Bapak ridlo meskipun jika sampai Bapak nanti meninggal dan kamu tidak menyaksikan dan melihatnya, Bapak sudah ridlo. Yang penting di mana pun hidup, tetaplah berdakwah, mengamalkan ilmu. Bapak ikhlas, Bapak ridlo. Jangan takut miskin, karena siapa yang mengejar akhirat, maka dunia akan mengikutinya"

Bapak dalam kenangan,
Yang merelakan anaknya menikah dengan lelaki miskin harta tapi kaya ilmu. Yang ikhlas melepaskan dengan doa dan penuh keridloan. Yang ridlo saat menikahkan anaknya dengan mahar seadanya. Bahkan seandainya hanya dengan mahar menbaca alfatihah saja.

Bapak dalam kenangan,
Yang sebelum ajal menjemputnya tapi bersikukuh menceritakan lelaki tua berjubah putih yang rutin datang memberitahukan tentang hari kematiannya. Tentang hari jum'at yang akan menjadi hari terakhirnya di dunia. Dan Alloh taqdirkan memang benar, hari itulah hari terakhir kami melihatnya di dunia.

17 tahun sudah berlalu sejak jum'at terakhir itu.
Tapi terkadang hadir dalam mimpi orang-orang terdekatnya. Melihatnya hidup bahagia di sana. Di rumah mewah yang indah. Semoga begitu keadaannya. Kebaikannya dengan anak-anak yatim, kesholehannya mengajari orang-orang baca quran. Semoga Alloh lapangkan.

Dan aku,
Akan menceritakannya satu saat nanti.
Tentang Bapak yang sungguh baik.

Tentang bapak 1

#tentang_bapak

"Ka, tolong anterin nih es batu ke rumahnya si fulan. Jangan manggil dari sini, meskipun rumahnya keliatan dari sini, apalagi nyuruh dia ke sini, jangan! Samperin trus anterin ke rumahnya. Ini kan romadlon, sebentar lagi maghrib. Biasanya orang buka shoum pake sirop, pastinya butuh es batu. Mereka kan ga punya kulkas."

Pesan Bapak sore itu, saat romadlon menjelang maghrib. Rumah tetangga itu hanya berjarak beberapa meter, kalo dilihat kelihatan, kalo dipanggil juga mudah kedengaran. Tapi bapak pesen. Kalo kita mau ngasih orang lain, jangan pernah nyuruh dia ke rumah kita. Tapi kita yang anterin ke rumah dia. Apalagi kalo dia orang ga punya. Dia pasti akan malu kalau datang ke rumah kita.

Jaga perasaan tetangga kalo kita mau ngasih sesuatu. Itu jauh lebih baik. Bisa jadi dia akan malu karena seolah meminta. Maka kita lah yang harus mengerti.

Begitu juga dengan suami. Selalu pesen-pesen kalo mau ngasih apa pun sama tetangga. Adabnya, anterin ke rumahnya. Bukan dia yang kita suruh datang ke rumah. Itu untuk menjaga harga dirinya.

Bapak memang guru bagi saya. Semoga kebaikannya terus menjadi amal jariyyah baginya

Buku diary

Buku diary

Siapakah yang mudanya belum pernah merasakan jatuh cinta?
Bahkan sejak usia dini, ada istilah yang namanya cinta monyet. Cinta yang datang dadakan, nanti juga akan hilang seiring waktu.

Rasanya kita dulu saat merasakan virus cinta itu menyerang, memilih diam menyimpan sendiri atau cerita dengan teman yang paling dekat. Tak boleh ada yang orang lain tahu. Rahasia lah, begitu, kan?

Saat teman dekat tidak kita pilih, jadilah buku diary jadi tumpahan segala perasaan kita saat itu. Kita akan menuliskan apa saja soal rasa cinta, senang, sedih dan segala sesuatu yang biasanya tidak boleh orang tahu.

Buku diary istimewa. Kita akan menyimpannya dengan sangat hati-hati. Jangan sampai ada yang tahu. Begitu juga, kan?

Saat kita jatuh cinta, kemudian menyimpan rasa rindu dan segala yang menyangkut rasa saat itu, kita lebih memilih buku diary itu yang jadi teman. Jarang sekali ada yang tiba-tiba pengumuman kepada semua orang kalau kita sedang naksir dan jatuh cinta pada seseorang. Apalagi jika kita sedang rindu, biasanya kita akan lebih banyak diam. Cukup merasakannya sendiri. Rasa malu menjadi tameng kita. Hal pribadi yang sifatnya bukan untuk diketahui orang banyak.  Itulah rasa MALU.

Tapi hari ini?
Merasa jatuh cinta, kemudian pengumuman di media sosial. Merasa rindu, kemudian pengumuman di media sosial. Kemudian putus pun pengumuman. Akhirnya semua orang tahu. Sudah tidak menyisakan lagi rasa MALU.

Simpan perasaan saat kita jatuh cinta, atau saat rindu dengan pasangan. Apalagi jika pasangan sudah halal. Sampaikan langsung. Karena tidak semua hal tentang hubungan suami istri itu layak orang lain tahu. Apatah lagi jika belum halal. Punyailah rasa MALU.

Sampai saatnya kalian akhirnya menikah, silahkan PENGUMUMAN. Karena itu sunnahnya nikah.

Jika belum, tahanlah. Kedepankan rasa malu kita. Jagalah harga diri kita sebagai wanita. Jangan banyak mengumbar rasa di media yang tidak seharusnya.

Bagimana kisah Fatimah, wanita penghulu wanita surga dan Ali sang suami yang gagah perkasa kesayangan Nabi, kisah cintanya tertutup sampai saat mereka akhirnya menikah. Tidak pernah mengumumkan kalau Ali dan Fatimah saat sebelum nikah sebetulnya saling suka. Merekalah sebaik-baik contohnya.

Alloohu'alam
Menulis menasehati diri sendiri.
Semoga menjadi pengingat

Eka Rosaria
Bekasi, tengah desember 2017

Jalan jajan

Awalnya terlihat menggoda. Melihat kue basah jajanan pasar di pinggir jalan. Ada bolu ijo taburan kelapanya menarik hati, rasanya sempat mau berhenti. Tapi begitu lihat abangnya ngrokok, langsung ga jadi.

Akhirnya pandangan mata melirik ke abang sebelahnya. Aneka gorengan masih panas rasanya nikmat sore-sore gini. Begitu lihat abangnya ngrokok juga, langsung ga jadi.

Semenarik apa pun itu jajanan, berhubung si abangnya ngerokok, wassalam aja. Kebayang kan asep rokoknya. Belum lagi asep jalanannya. Mendingan kagak jadi dah. Mendingan nyari lainnya. Bagi saya, perokok tetap menyebalkan.

Sore-sore diajakin ke 212. Lumayan jauh sebenernya. Tapi kata si bapak, anggap aja sambil jalan-jalan sore. Iya dah. Dan ternyata pas sampai 212 nya, seorang bapak ternyum menyambut si bapak sayah. Ternyata beliau pengurus masjid biasa ta'lim. Alhamdulillah, beliau juga yang diamanahi ngurus 212 nya, kata beliau. Ini ceritanya menindak lanjuti semangat 212.😉

Eh ternyata, di tengah jalan mata saya tiba-tiba melihat zupa. Langsung aja si bapak dibisikin,

"A, itu ada zupa, enak kayaknya. Beli, ya! "

"Waduh, begini nih kalo jalan bawa istri, resiko jadinya. Ke tujuan belum nyampe,  tapi lihat jajanan kelewatan langsung diabsen"

Maju beberapa kilo lagi. Eh ketemu bakso beranak. Langsung si emak bisikin lagi.

"Sama baksonya sekalian, ya! "

"Waduh, nambah lagi dah. Bener-bener berat kalo niat belanja bawa istri. Selalu melebihi target. Belanja sekian, nambah jajannya lebih gede, jadinya tambah bengkak"

Si emaknya cuma senyum aja. Gpp, biarin aja si bapak protes. Kesempatan soalnya. Kalo udah masuk tokonya kan bisa segala diambil trus bawa ke kasir. Tinggal si bapak jadi bengong biasanya. Makanya si emak mah kalo pas belanja, menolak keras tangannya digandeng. 😅😅😅Bisa susah gerak ntarnya. 😉

Pesen moral buat para suami. Kalo pas belanja ngajak istri. Kasih kebebasan, ga usah pake gandengan tangan. Ga mesrah gpp. Soalnya kalo pake gandengan, ntar susah kalo mo ngambil jajanan di rak tokonya. 😁

Catatan 7

Jika Anda menikahinya..

Saya pernah bertanya pada seorang janda yang akhirnya menikah lagi. Alhamdulillaah Alloh memberinya jodoh kembali. Pertanyaannya tentang sifat dan karakter suami pertama dan kedua.

Suami pertama. Seorang lelaki berilmu dan punya sifat lemah lembut tutur katanya. Tidak pernah marah selama rumahtangga kurang lebih 8 tahunan. Senang ngajak ngobrol istrinya. Jika istrinya melakukan kekeliruan, suaminya mengingatkan dengan nasehat dan senyuman. Tidak pernah melukai perasaannya. Tidak pernah membentak dan meninggikan suaranya kepada istri. Dekat dan hangat dengan anak-anak.

Suami keduanya. Seorang lelaki berilmu dan punya sifat pendiam. Lebih memilih anteng dengan tugas-tugas pribadinya. Jarang ngobrol dan tidak dekat dengan anak-anak, hanya sekedarnya saja. Jika istri berbuat keliru, maka akan didiamkan sampai lama. Tidak mau menjelaskan salahnya di mana. Lebih memilih pergi daripada menyelesaikan masalahnya.

Alhamdulillah keduanya lelaki yang baik. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Hal yang tetap harus diterima dan disyukuri. Karena menikah dengan siapa pun, pasti akan bertemu yang namanya masalah, kekurangan dan hal yang kurang menyenangkan lainnya.

Tapi satu hal yang saya garis bawahi. Bahwa menikahi janda barangkali berbeda dengan gadis. Itu pun jika sang lelaki mau totalitas dalam membahagiakan istrinya, tentunya sesuai dengan kemampuannya.

Di antaranya adalah mencari tahu sosok suaminya terdahulu. Sifatnya dan cara memperlakukan istrinya. Memang tidak mutlak, artinya jika masing-masing memang siap dan ikhlas, maka tidak ada masalah. Maka saat si istri yang janda kemudian dinikahinya, maka alangkah bagus jika suami memberikan komitmen sejak awal bahwa dia dan suaminya dulu pastinya adalah sosok yang berbeda dalam banyak hal. Maka lapangkan dada dan ikhlaskan hati untuk menerima dan kemudian tidak lantas membandingkannya.

Maka saat saya tanya bagaimana perasaannya dan menyikapinya,

"Alhamdulillah, 'alaa kulli haal. Semuanya khoir. Sudah taqdir jodoh saya. Perbedaan sifat suami dulu dan sekarang memang sangat jauh. Dulu saya tak pernah risau karena suami tak pernah marah. Kalau sekarang saya harus banyak bersabar. In syaa Alloh semuanya baik.  Dan itulah taqdir hidup saya. Maka saya harus menerimanya."

Ini hanya sekedar berbagi, bukan mengatur lelaki. Karena bahagia dan membahagiakan pun butuh cara. Barangkali saat menelisik sifat suami sebelumnya dan mengambil sifat baiknya adalah cara yang baik, menurut saya itu bagus. Semoga sakinah mawaddah rohmah akan diraih.

Eka Rosaria

Tanya

Puber

Saya pernah bertanya pada seorang ustadz tentang puber kedua. Puber yang katanya dialami oleh orang saat usia 40 tahun.

Jawabannya,

"Tidak disebutkan dalam kisah para sahabat Nabi soal puber di usia 40 tahun. Belum pernah nemu kisah sahabat yang mengalami puber. Yang ada, saat mereka para sahabat yang (mereka ridlo kepada Alloh dan Alloh pun ridlo kepada mereka) memasuki usia 40 tahun, mereka berlomba dalam melakukan kebaikan. Sibuk beramal sholeh dan menjauhi maksiyat. Fokus pada urusan akhirat.   Karena umur 40 tahun itu adalah starnya seseorang baik atau tidak untuk ke depannya."

Jadi maaf, sepertinya untuk saat ini saya ga percaya dengan yang namanya puber ke dua.
😆😆

Catatan 1

#catatan_hati_istri1

Habis pelakor muncullah walingmi alias wanita maling suami. Kedua istilah yang sedang hits. Kalimat yang sebetulnya kurang enak didengar dan pasti konotasinya negatif. Saya sebagai makhluq sensitif kadang pun ikut geregetan.

Tapi begitulah ujian hidup. Karena hati itu milik Alloh. Maka kita hanya bisa meminta kepada Alloh agar hati kita dijaga, juga hati pasangan kita. Karena kalau tidak, seberapa pun usaha kita, jika memang harus lepas, maka bisa apa?

Kita hanya bisa usaha menutup segala celah munculnya orang ketiga yang punya potensi merusak hubungan kita dengan suami. Dan kita lah sebagai istri pasti lebih tahu bagaimana caranya. Perusak ini tidak boleh dibiarkan.

Dimulai dari diri kita yang harus  memperhatikan kewajiban kita atas suami. Menunaikan hak suami dengan baik dan maksimal. Selanjutnya tawakkal kepada Alloh.

Maka, saat beberapa waktu lalu ada seorang ibu yang minta no hape suami saya, katanya ada temannya mau konsultasi soal rumahtangganya. Maka saya sampaikan,

"suami saya ga punya hape pribadi. Semua hape saya yang pegang. Untuk masalah rumahtangga, kalau mau, silahkan ngobrol dengan saya. Karena suami saya tidak melayani konsultasi rumahtangga kecuali suami istri datang menghadap. Tidak hanya sendiri-sendiri karena nantinya berimbas tidak adil dalam menilai permasalahan."

Setelah itu tidak ada kabar lagi. Gpp. Tapi pada akhirnya ketika ada ibu yang langsung bicara dengan suami saya minta waktu konsultasi, maka suami saya akan langsung menyarankan agar ngobrol langsung dengan saya, bukan dengan suami. Sampai akhirnya kuping saya panas karena ditelpon hampir dua jam lebih. Tapi ga masalah. Ini adalah cara memutus rantai celah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Buat para ibu, semangat !! Berusaha semaksimal kita, selanjutnya serahkan kepada yang memiliki dan menguasai hati kita.

Eka Rosaria

Catatan 2

#catatan_hati_istri2

Satu hari pernah ketemu temen, dan ngobrollah kita. Dia mengeluhkan seorang temannya yang suka nelpon ustadznya di jam yang tidak biasanya. Di atas jam 9 atau jam 10 malam. Sudah diingatkan. Entah berubah atau tidak. Yang jelas temannya saja merasa risih, apalagi istri yang ditelpon.

Tentang nelpon.
Seharusnya kita tahu bahwa tidak setiap orang yang kita telpon itu waktunya banyak. Maka alangkah baiknya sebelum nelpon sms dulu. Supaya tahu siap dan tidaknya. Karena terkadang ibu-ibu yang curhat itu butuh waktu tidak sebentar.

Tentang waktu.
Cobalah kita berfikir, bahwa setiap orang punya waktu istirahat yang harus kita hargai. Apalagi nelpon malam-malam. Di atas waktu isya, biarkan orang yang mau kita telpon menikmati waktu istirahatnya. Dan rasanya kurang beradab jika kita nelpon larut malam.

Tentang isinya.
Jika kita punya masalah, carilah tempat yang tepat. Sesama wanita. Jangan kepada lelaki lain. Meskipun itu seorang ustadz. Apalagi curhat masalah rumahtangga. Terkecuali bertanya tentang hukum dan hal lain yang sifatnya umum.

Ustadz juga manusia. Berapa banyak akhirnya terjadi kasus dari awalnya nelpon curhat masalah rumahtangga, kemudian syaithon ikut urun, dan terjadilah hal yang tidak seharusnya. Hargailah keluarganya sebagaimana keluarga kita ingin dihargai.

Risihlah saat kita, wanita, istri, harus curhat masalah rumahtangga kepada lelaki lain. Karena peluang syetan akan lebih besar dan akhirnya menjadi dosa.

Saya pernah bertanya kepada teman yang seorang istri ustadz. Dia mengeluhkan hal sama, betapa banyak para ibu yang tidak tahu waktu dan tempat ketika menelpon, curhat dan hal yang sebetulnya tidak perlu.

Curhat kepada manusia tidak selalu berakhir lega. Bisa jadi memantik masalah baru. Maka solusi paling jitu adalah, saat kita punya masalah rumahtangga, bicaralah kepada orangtua yang adil. Hakim yang adil. Dan pastinya, curhat kepada Alloh itu lebih utama.

Menjaga dari curhat masalah rumahtangga kita adalah harga diri kita. Jika kita sembarangan menyampaikannya, maka jatuhlah harga diri kita.

Eka Rosaria

Catatan 3

#catatan_hati_istri3

Seorang murid saya dulu akhirnya bercerita. Setelah saya lihat status medsosnya seperti sedang emosi tingkat tinggi.

Saya bertanya, kenapa?
Mengalirlah dia cerita. Tentang kakak iparnya (kakak ipar suaminya tepatnya)   yang rajin kirim sms ke hape suaminya. Menceritakan masalah yang sedang dihadapinya. Padahal sebetulnya curhat itu tidak terlalu perlu karena kakak iparnya punya suami. Kenapa tidak curhat dengan suaminya?  Kan begitu.

Setelah dia tanyakan dan ditegur baik-baik, si ipar sedikit beralasan. Sampai akhirnya dia marah tidak terima kalau suaminya dijadikan tempat curhat atau sekedar mencari solusi permasalahannya.

Alhamdulillah suami murid saya dulu itu tidak terlalu merespon iparnya. Dan dia terbuka dengan istrinya.

Begitu seharusnya. Suami terbuka kepada istri jika ada masalah yang sekiranya akan menimbulkan fitnah jika ditutupi. Karena suaminya sendiri yang menyerahkan hape nya kepada istrinya, Alhamdulillah akhirnya masalah berlalu.

Dunia curhatnya wanita memang selalu panjang urusannya jika salah menempatkan. Ditambah bisikan syetan yang tidak akan tinggal diam jika rumahtangga anak Adam adem ayem. Cita-citanya memang merusak hubungan suami istri. Maka carilah tempat curhat yang tidak akan membuat kita jatuh harga diri. Dan kepada Alloh lah sebaik-baik tempat mengadu.

Eka Rosaria

Catatan 4

#catatan_hati_istri4

Ada yang bertanya,

"Umi, boleh ga sih kalau kita menaruh simpati kepada lelaki lain. Contohnya kayak sekarang kan banyak ustadz-ustadz muda yang pinter-pinter tuh. Bertebaran di medsos dengan potonya yang menarik. Mereka ilmunya banyak, masih muda. Pokoknya rasanya seneng lihat yang seperti itu. Wajar ga, sih? "

Kurang lebih begitu. Seorang istri yang tertarik hati atau simpati melihat para ustadz muda dengan segudang ilmunya. Rasa simpati dan kagum yang kalau dibiarkan akan menjadi bola liar tak terkendali. Karena memang menjaga perasaan suka tidak pada tempatnya itu tidak gampang. Terkadang harus kesandung dulu baru akhirnya sadar. 

Saya tidak berani menyalahkan perasaannya. Bagaimana pun itu hak dia. Tapi saya hanya memberikan pandangan saja, agar rasa simpatinya tidak berubah menjadi rasa aneh dan berlebihan.

Menyukai itu hal wajar jika sesuai. Senang dengan ustadz yang ilmunya banyak, harus. Lalu kita mengambil ilmunya dan mengamalkannya. Itu hal bagus. Tapi kalau lebih dari itu, maka kita harus waspada.

Syetan itu tidak pernah tinggal diam menggoda manusia. Termasuk rasa hati saat melihat keindahan lain di depan matanya, kepandaian yang membuatnya kagum. Tapi ingat, hanya boleh sewajarnya saja.

Kita harus ingat kalau posisi kita adalah istri dari seorang suami. Bagaimana pun suami kita, itu lah taqdir kita. Jadi jangan berharap lelaki lain yang kelihatannya lebih pintar dan lebih menarik.

Lelaki pintar yang kita lihat, sudah pasti punya kekurangan yang belum tentu saat berjodoh dengan kita, kita akan sanggup menerima kekurangannya.

Maka saat kita merasa simpati itu datang, istighfarlah. Lalu lihat wajah suami kita. Dialah yang hidup dengan kita dan sudah terbukti mau menerima kekurangan kita. Ingat-ingat usahanya dalam menafkahi kita, capeknya, lelahnya, sakitnya. Juga lihat wajah anak-anak kita. Betapa malunya kita jika mengikuti rasa yang tidak seharusnya. Mereka, anak-anak butuh kita, ibunya.

Lelaki lain bisa jadi terlihat istimewa dan mengagumkan. Tapi suami kita pastinya jauh lebih dari itu. Karena saat ikrar nikah terucap, surga kita ada pada ridlonya. Apalagi yang akan kita kejar selain surga?

Eka Rosaria

Catatan 5

#catatan_hati_istri5

Dulu, kami menyebutnya bencong. Lelaki yang bertingkah seperti perempuan. Padahal parasnya ganteng, hidung mancung. Tapi ternyata dia tidak suka dengan perempuan. Gaya bicaranya juga kemayu.

Jadi ingat dengan teman masa kecil. Maen bareng, ngebolang bareng, kami bersahabat dengan teman lainnya dan dekat layaknya anak kecil zaman dulu.  Dia menyenangkan, kadang pandai merayu kalau ada mau. Kalau maen masak-masakan, pinteran dia dari kita. Anaknya luwes kalau urusan dapur. Bahkan dewasanya pernah jadi koki kebanggaan majikannya, masakannya enak. Pinter ngurus rumah dan ngurus hal yang sebenernya lebih cocok jadi urusan perempuan.

Kami sering ngobrol. Kadang iseng suka nanya, kenapa kok dia bisa luwes kalau ngerjakan pekerjaan dapur dan urusan perempuan. Dia cerita,

Ibunya adalah istri ke dua yang seringnya tidak dinafkahi suaminya, bapaknya. Datang ke rumah kalau lagi punya butuh saja. Galak. Ibunya diperlakukan tidak adil. Tidak diperhatikan kebutuhan lahirnya. Padahal darinya punya anak banyak.

Dalam hati kecilnya, teman masa kecilku marah sekali dengan bapaknya. Tapi jarang berani membantah, apalagi melawannya. Seringnya hanya menangis, sedih dengan keadaan ibunya dan adik-adiknya, sementata dia anak pertama. Hatinya sakit dan kecewa. Dia tidak tega melihat ibunya. Sampai akhirnya dialah yang mengurus ibu dan adik-adiknya. Bahkan sering juga dia yang kerja bantu orang nyuci atau nyetrika dan masak.

Semua pekerjaan rumah dia kerjakan. Nyuci baju, nyetrika, masak dan pekerjaan lainnya. Dia jadi terbiasa dengan hal yang berbau perempuan, lupa dengan kodratnya sebagai lelaki. Sementara ibunya pun mencari pekerjaan lain demi menghidupi keluarganya.

Teman masa kecilku trauma melihat sikap bapaknya. Sampai tidak terasa, dia berubah menjadi seorang lelaki lemah gemulai. Dan sama sekali tidak punya hasrat suka dengan perempuan. Hasratnya justru timbul kalau melihat lelaki ganteng.

Trauma, kecewa, melahirkan rasa lain di hatinya. Rasa sayangnya yang besar kepada ibunya, menjadikan dia takut dengan perempuan.

Eka Rosaria

Keinginan

Sebenernya, kadang-kadang nih, saya tuh pengeeen banget libur pesbukan. Pengen kayak yang lain, anteng ga resep pesbukan. Biar fokus sama jahitan, tulisan, dan akhirnya semuanya pada belum kelar. Sungguh ini godaan yang susah dilawan. Tapi saya suka kepedean, pemirsahh. Takut ada yang nyariin, kok saya ga ada.  Tolong jangan pada pengen muntah, ya. Gegara saya sok berasa dicariin. 😂

Tapi ga tau kenapa. Asal buka pesbuk, bawaannya tetep aja pengen nyetatus. Padahal sejak 20 tahunan lalu status saya naek tingkat dari lajang jadi istri trus jadi ibu.

Duluuu, kalo saya sok sibuk nulis status, suami saya pasti ngeledekin saya. Katanya saya itu sok sibuk seolah urusan ummat sampai lupa lautan. Bahkan kalo nih hape nempel mulu, dia sampe ngancem. Katanya pilih aku ato hape. Dan itu pilihan tidak ringan, pemirsahh. Maklum emak zaman now, sok rada pengen exis.

Padahal tulisan saya tuh aslinya biasa banget. Ga ada keren-kerennya kayak yang laen. Tapi tetep aja pede. 😉 Ga ada bahasa orang kekinian. Karena saya mah nyadar, sekolah saya ga tinggi kayak yang laen. Ga bisa juga kudu jadi analisis dadakan. Cukup cerita kekinian dengan bahasa emak-emak yang sederhana. Ya, anggap aja hiburan yang kadang berasa garing.

Kembali lagi ke niat, pengen ga pesbukan malah ini jadi nyetatus.😊udah gitu anehnya, saya kalo bikin setatus di pesbuk mesti panjang kali lebar kali tinggi, ga tau kenapa.

Iteung part 1

Alhamdulillah

Akhirnya Nyi Iteung saba Jakarta. Untuk pertama kalinya nekad nyetir sendiri ke bandara suta. Padahal belum tahu rutenya. Setelah sebelumnya susah tidur karena mikirin gimana caranya bisa sampe ke sana. Agak lebay emang. Karena Iteung termasuk orang yang cepet  panik dan kagetan kalo di jalanan. Denger bunyi klakson kenceng aja bisa ngos ngosan saking terkejutnya. Lihat motor udah kayak semut, ikutan panik bisa maju apa kagak. Apalagi setelah pernah nabrak trotoar yang rasanya hampir merasa mau mati karena mobil hampir terbalik, itu sebab pas lagi belok ada motor nyelonong tiba-tiba motong jalan. Dari situ jadi takut dan trauma bawa mobil lagi. Maap, ye kalo rada lebay. Tersoal emang Iteung asli kalo sudah di jalan banyak paniknya daripada tenangnya. Alhamdulillah, setelah sebelumnya banyak doa minta sama Alloh, paniknya hilang dan muncul berani.

Setelah banyak konsultasi pada ahli jalanan, hususnya emak-emak strong. Akhirnya Iteung jadi semangat lagi. Kata Ummu Rey, kudu dicoba dan dipaksa biar ntar jadi tau. Ntar ge lama-lama bisa jadi supir bis akap. Pesan yang berfaedah, ya. Nih emak-emak beda banget sama Nyi Iteung kalo di jalanan. Katanya ga bisa lihat jalan kosong langsung pindaaah. Kenceng kayak supir angkot ngejar setoran. Haha. Beda banget sama Nyi Iteung yang istiqomah ambil lajur tengah husus kendaraan lambat. Ga berani geser kiri apalagi kanan. Biar anteng asal ga kenceng. Biar lambat asal selamat. Alon-alon sing penting kelakon.

Ini semua demi Akang yang lagi safar dan pulangnya takut kehabisan bis damri. Jadilah Iteung ikutan mikir. Meski tadinya ga pengen jemput karena sebelumnya juga pilih taksi online, tapi akhirnya nyoba berani aja. Bismillaah.

Wah, ternyata Jekardeh malam hari indah sekali. Dengan kecepatan cuma kurang dari 60km per jam, leluasa lihat gedung-gedung tinggi menjulang dengan lampu yang terlihat indah. Nyi Iteung ga berani kenceng, penakut, makanya santei saja. Aslinya sih, karena masih takut mau pindah gigi lima, padahal jalanan malam itu sepi dan sangat lancar. Alhamdulillah. Mungkin berbanding terbalik dengan malem sebelumnya yang biasanya jalanan penuh dan macet karena pas tahun baru.

Gedung-gedung itu terlihat mewah dan indah. Meski bisa jadi menyimpan cerita kelam di dalamnya. Tentang kupu-kupu malam yang sudah naik kelas dari jalanan ke hotel mewah dan kasur empuk. Tentang para homreng yang ternyata banyak beraksi yang juga merasa berkelas. Beda dengan pelacur dan banci jalanan yang berserakan di pinggir jalan. Ini sebenarnya masalah yang sangat serius, penyakit menular dan sampah masyarakat. Merusak generasi muda. Entahlah, saat orang yang seharusnya mengurusinya tidak lagi sanggup atau ga peduli, kerusakan itu makin hari makin jadi. Sementara tugas orangtua mendidik anak-anak semakin berat sesuai dengan tantangan zaman ini. Semoga Alloh mampukan buat semua orangtua untuk mendidiknya.

Akhirnya, setelah keringetan karena masih agak takut, padahal ac mobil nyala. Alhamdulillah Iteung ditemani sama Sarah yang cuek dan santei. Sambil duduk silang kaki dan maenan hape, padahal emaknya dilanda bingung setiap lihat plang nanya mulu. Katanya,
"Udah lah, umi jalan aja terus. Santei aja!"
Udah gitu ya, pake si gugel maps yang sering bikin jengkel. Gimana ga, coba!
Saat plang petunjuk sudah jelas arahnya. Eh, dia malah bilang kudu belok ke kampung bla bla.. Lhaaa.. Kan aneh. Ada dua apa tiga kali tuh dia bunyinya gitu mulu.

"Sarah, itu kenapa sih gugel mapsnya bunyinya nyuruh kita belok mulu?. Kan plangnya jelas"

Sarah jawab,
"Udahlah ga usah didengerin, dia mah emang suka gitu. Ga jelas"😇

Emaknya nyengir aja. Tuh anak emang santei banget. Cocok sama emaknya yang panikan. Imbang.

Bukan apa-apa, pemirsahhh. Saya kadang takut kalo saya nyasar langsung ke hongkong. Kan repot baliknya. Haha.

O iya, bener. Akhirnya modal nekad jadi tau dan ngerti. Emang kadang kudu dicoba dipaksa untuk tau dan faham. Sama kayak kita, kadang terperosok dulu baru kemudian faham hikmahnya atas sesuatu.

Nyi Iteung cuma pengen cerita aja. Sekedar pengetahuan buat yang mungkin belum tau arah bandara, karena Iteung juga akhirnya kudu baca blog orang lain buat nyari tau dan harus tahu di terminal berapa kita masuk, soalnya kalo salah bisa berabe, jauh. Dari tol Bekasi Timur, masuk ambil tol dalam kota lurus terus arah Cawang Grogol kemudian ikutin trus plang arah Sutta, sudah jelas. Sebelum sampe terminalnya, di atas aspal tertulis nama-nama terminal yang dituju. Alhamdulillah, sehat, selamat, lancar.

Nuhun juga buat Gilang atas segala wasiatnya. 😉
ekarosariasarah.blogspot.com