Kamis, 04 Januari 2018

Oleh oleh

Oleh-oleh seringkali bikin kita bahagia. Sesederhana apa pun yang dibawa, selalu ada keseruannya. Apalagi kalau pas datang langsung diserbu, itu yang bawa pasti seneng banget.

Bagi saya, saat pulang dari mana saja, lalu anak menyambut dan matanya langsung tertuju ke gantungan depan motor 😉 itu rasanya juga bikin seneng. Sambil nanya,

"Bawa apa, mi? "

Tak terkecuali saat suami datang. Denger suara motornya dari jarak beberapa meter aja udah bikin kita seneng. Pas buka pintu, kita kasih senyum kita dulu biar suami bahagia lihat wajah kita 😘. Selanjutnya mata saya tertuju ke stang motornya. Soalnya biasanya ada sesuatu di sana.

Begitu saya lihat dari jauh ada plastikan bening isinya bulet gitu, saya pastikan itu bakso. Tapi kalau misalnya isinya bungkusan kertas nasi, bisa jadi itu mie goreng atau mie aceh paporit saya 😉. Setelah itu biasanya saya langsung tambah level senyumannya, sambil nanya,

"Aa bawa apa? "

"Biasaaa"

Saya yakin, emak dan bapak di mana pun akan bangga dapat sambutan hangat gitu. Meski embelnya soal oleh-oleh. Rasanya kalau pulang ke rumah itu ternyata ada yang merindukan. Satu saat kalau pergi -pergi lagi, maka kita akan absen dalam hati 'kira-kira ntar pulang ke rumah bawa apa ya? ' begitu, kan?

Kalau saya, jika suami pulang bawa oleh-oleh apa aja, saya berusaha sumringah tingkat internasional. Karena ternyata itu bisa bikin yang bawa sangat bahagia. Walau pun kadang  ternyata saya udah kenyang karena baru aja makan, tapi saya diam aja. Pura-pura masih lapar, itu biar tidak bikin kecewa yang bawa. Dan itu akan berakibat pada suami untuk besok-besok bawa oleh -oleh lagi.😉

Tapi saya juga harus siap-siap sering kecewa saat ternyata suami ga bawa apa-apa. Dan saya tetep senyum. Karena suami sudah pulang ke rumah dengan selamat aja, itu sudah bahagia tingkat tinggi. Bukannya doa istri itu agar suami sehat dan lancar pergi dan pulangnya ke rumah. Maka saya tetep biasa saja. Tapi tetep saya suka masih nanya, pas suami datang dan di tangannya ada kresek hitam, tapi saya ga tahu isinya apaan.

"Aa bawa apa? "

"Hehe, ga bawa apa-apa. Cuma bawa pelet ikan. Nih kalo mau ikutan makan. Tapi jangan dihabisin, ya. Kasian ikannya kalo makanannya kamu habiskan."

"Kebiasaaaaaaannn"

😀😀😀😀😀

Shobaahul khoiir.
Menulis itu sebagai obat.
Menulis itu melupakan sesuatu yang ga nyaman. Menulis adalah menghibur hati 😘

Eka Rosaria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar