Kamis, 04 Januari 2018

Catatan 7

Jika Anda menikahinya..

Saya pernah bertanya pada seorang janda yang akhirnya menikah lagi. Alhamdulillaah Alloh memberinya jodoh kembali. Pertanyaannya tentang sifat dan karakter suami pertama dan kedua.

Suami pertama. Seorang lelaki berilmu dan punya sifat lemah lembut tutur katanya. Tidak pernah marah selama rumahtangga kurang lebih 8 tahunan. Senang ngajak ngobrol istrinya. Jika istrinya melakukan kekeliruan, suaminya mengingatkan dengan nasehat dan senyuman. Tidak pernah melukai perasaannya. Tidak pernah membentak dan meninggikan suaranya kepada istri. Dekat dan hangat dengan anak-anak.

Suami keduanya. Seorang lelaki berilmu dan punya sifat pendiam. Lebih memilih anteng dengan tugas-tugas pribadinya. Jarang ngobrol dan tidak dekat dengan anak-anak, hanya sekedarnya saja. Jika istri berbuat keliru, maka akan didiamkan sampai lama. Tidak mau menjelaskan salahnya di mana. Lebih memilih pergi daripada menyelesaikan masalahnya.

Alhamdulillah keduanya lelaki yang baik. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Hal yang tetap harus diterima dan disyukuri. Karena menikah dengan siapa pun, pasti akan bertemu yang namanya masalah, kekurangan dan hal yang kurang menyenangkan lainnya.

Tapi satu hal yang saya garis bawahi. Bahwa menikahi janda barangkali berbeda dengan gadis. Itu pun jika sang lelaki mau totalitas dalam membahagiakan istrinya, tentunya sesuai dengan kemampuannya.

Di antaranya adalah mencari tahu sosok suaminya terdahulu. Sifatnya dan cara memperlakukan istrinya. Memang tidak mutlak, artinya jika masing-masing memang siap dan ikhlas, maka tidak ada masalah. Maka saat si istri yang janda kemudian dinikahinya, maka alangkah bagus jika suami memberikan komitmen sejak awal bahwa dia dan suaminya dulu pastinya adalah sosok yang berbeda dalam banyak hal. Maka lapangkan dada dan ikhlaskan hati untuk menerima dan kemudian tidak lantas membandingkannya.

Maka saat saya tanya bagaimana perasaannya dan menyikapinya,

"Alhamdulillah, 'alaa kulli haal. Semuanya khoir. Sudah taqdir jodoh saya. Perbedaan sifat suami dulu dan sekarang memang sangat jauh. Dulu saya tak pernah risau karena suami tak pernah marah. Kalau sekarang saya harus banyak bersabar. In syaa Alloh semuanya baik.  Dan itulah taqdir hidup saya. Maka saya harus menerimanya."

Ini hanya sekedar berbagi, bukan mengatur lelaki. Karena bahagia dan membahagiakan pun butuh cara. Barangkali saat menelisik sifat suami sebelumnya dan mengambil sifat baiknya adalah cara yang baik, menurut saya itu bagus. Semoga sakinah mawaddah rohmah akan diraih.

Eka Rosaria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar