Rabu, 10 Januari 2018

Iteung part 3

Iteung part 3

Kali ke dua mendatangi tempat itu masih saja ada rasa aneh. Deg-deg-an ga karuan. Meski sebenernya ga ada apa-apa. Tapi tetep aja beda. Males sih intinya. Tapi ini harus. Demi keutuhan cinta kita.😉

Setelah parkir motor, Iteung berjalan menuju ruangannya. Sudah tahu karena dulu sudah pernah kesini. Daan, di depan ketemu dengan mantan tetangga dulu, seorang ibu polisi. Dia tersenyum ramah dan kita saling sapa. Lalu bertanya apa keperluan Iteung datang ke situ. Bertemu dengannya sedikit mencairkan ketegangan, menghempaskan rasa males. Okelah, ini bagian yang harus dilalui. Sabaarr.

Iteung lebay?
Emang.
Kenapa?

Karena seringnya males punya urusan dengan kantor publik. Males dengan rumitnya birokrasi yang harus dilalui. Prinsip kalau bisa dipersulit kenapa harus dipermudah itu bukan omong kosong. Coba saja tanyakan sama orang-orang yang mau bikin e-ktp. Berapa lama harus menghabiskan waktu sampe jadi. Setahun?  Dua tahun?  Bahkan banyak yang lebih dari itu.

Beberapa tahun ke belakang pernah datang ke sini. Dan bertemu dengan petugas yang Alhamdulillah ramah. Beliau santei menghadapi emak-emak macam Nyi Iteung.

Tapi kemaren agak beda. Begitu menghadap, ditanya keperluannya apa. Terpancar wajah lelahnya karena Iteung datang sudah siang menjelang lohor. Setelah ditanya, ternyata ada berkas yang belum dipenuhi. Terpaksa keluar lagi. Sementara si Bapak petugasnya tahu Iteung kecewa, beliaunya langsung bilang,

"Maaf ya, ibu. Maaf banget nih, bukannya saya mempersulit, tapi memang prosedurnya begitu. Kalo ibu ga melengkapi nya, maaf saya belum bisa bantu. Karena kita juga perlu buat arsip"

Sejenak Iteung langsung sesek rasa dada. Ah, kenapa musti terlewat. Tapi langsung istigfar. Okelah, ini masalah kecil. Berusaha damai dengan perasaan sendiri. Karena itu artinya harus keluar lagi dan harus nunggu lagi surat pengantar dari Tasik.

Alhamdulillah, Alloh mempermudah semuanya.  Pihak KUA Tasik sangat berbaik hati membantu. Mau mengirimkan berkas yang Iteung perlukan lewat wa yang akhirnya bisa diprint.  Beliau sangat baik dan rasanya baru itu Iteung rasakan kemudahan ketika punya urusan dengan kantor beliau.

Iteung sempat resah. Hampir pulang lagi. Biarlah urusan itu ga selesai kalau memang bikin ribet. Tapi pas inget lagi kalau ini hanya masalah kecil saja yang harus dilalui, akhirnya dilakoni.

Begitu masuk lagi, ternyata si Bapak petugasnya beranjak pergi memanggil petugas lain. Hahhh, sempet Iteung galau kalau ditinggal Bapaknya pergi, karena itu artinya urusan bisa lama. Tapi ternyata,

"Pak, tolong kesini. Gantikan dulu. Saya mau sholat dulu! "

Alhamdulillah, ternyataa... Beliaunya mau sholat dulu.

Beliau beranjak sambil lihat jam. Waktu sholat memang sudah masuk. Alhamdulillah.

Urusan dilanjut dengan petugas lain. Alhamdulillah lebih ramah dan urusan cepet selesai. Ga ada banyak pertanyaan seperti tahun lalu pernah ke sini.

Alhamdulillah. Akhirnya, Iteung bahagia, pemirsahh.
Itu artinya, buku nikah yang sempet lenyap tulisannya terkena banjir bakal diganti baru. Horeee... Buku nikah mau jadiii..

Halah, gitu aja kok jadi lebay, ya.
Karena hari ini surat-surat itu memang sangat diperlukan. Dan Alloh memudahkan urusan ini.
Terimakasih juga buat pak Polisi. Kali ini Iteung sungguh bahagia. Karena ternyata pak polisinya ramah. Yang ga ramah itu polisi tidur. Bikin susah. 😇

Tidak ada komentar:

Posting Komentar