Kamis, 04 Januari 2018

Catatan 4

#catatan_hati_istri4

Ada yang bertanya,

"Umi, boleh ga sih kalau kita menaruh simpati kepada lelaki lain. Contohnya kayak sekarang kan banyak ustadz-ustadz muda yang pinter-pinter tuh. Bertebaran di medsos dengan potonya yang menarik. Mereka ilmunya banyak, masih muda. Pokoknya rasanya seneng lihat yang seperti itu. Wajar ga, sih? "

Kurang lebih begitu. Seorang istri yang tertarik hati atau simpati melihat para ustadz muda dengan segudang ilmunya. Rasa simpati dan kagum yang kalau dibiarkan akan menjadi bola liar tak terkendali. Karena memang menjaga perasaan suka tidak pada tempatnya itu tidak gampang. Terkadang harus kesandung dulu baru akhirnya sadar. 

Saya tidak berani menyalahkan perasaannya. Bagaimana pun itu hak dia. Tapi saya hanya memberikan pandangan saja, agar rasa simpatinya tidak berubah menjadi rasa aneh dan berlebihan.

Menyukai itu hal wajar jika sesuai. Senang dengan ustadz yang ilmunya banyak, harus. Lalu kita mengambil ilmunya dan mengamalkannya. Itu hal bagus. Tapi kalau lebih dari itu, maka kita harus waspada.

Syetan itu tidak pernah tinggal diam menggoda manusia. Termasuk rasa hati saat melihat keindahan lain di depan matanya, kepandaian yang membuatnya kagum. Tapi ingat, hanya boleh sewajarnya saja.

Kita harus ingat kalau posisi kita adalah istri dari seorang suami. Bagaimana pun suami kita, itu lah taqdir kita. Jadi jangan berharap lelaki lain yang kelihatannya lebih pintar dan lebih menarik.

Lelaki pintar yang kita lihat, sudah pasti punya kekurangan yang belum tentu saat berjodoh dengan kita, kita akan sanggup menerima kekurangannya.

Maka saat kita merasa simpati itu datang, istighfarlah. Lalu lihat wajah suami kita. Dialah yang hidup dengan kita dan sudah terbukti mau menerima kekurangan kita. Ingat-ingat usahanya dalam menafkahi kita, capeknya, lelahnya, sakitnya. Juga lihat wajah anak-anak kita. Betapa malunya kita jika mengikuti rasa yang tidak seharusnya. Mereka, anak-anak butuh kita, ibunya.

Lelaki lain bisa jadi terlihat istimewa dan mengagumkan. Tapi suami kita pastinya jauh lebih dari itu. Karena saat ikrar nikah terucap, surga kita ada pada ridlonya. Apalagi yang akan kita kejar selain surga?

Eka Rosaria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar