Selasa, 15 September 2015

Hikmah dibalik musibah

Tidak selamanya musibah itu bikin kita jadi susah. Walaupun pastinya akan meninggalkan rasa sedih yang mendalam bagi yang mengalaminya. Karena ternyata, dibalik musibah itu ada hikmah besar, kebahagiaan yang justru tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Musibah yang menimpa jamaah haji beberapa hari lalu contohnya. Ada banyak hikmah yang dirasakan oleh yang mengalaminya. Banyaknya pahala yang akan Alloh berikan karena kematiannya dinilai husnul khotimah, in syaa Alloh.

Kematiannya dianggap syahid karena mati tertimpa reruntuhan, dianggap baik karena sedang dalam kondisi beribadah, akan dibangkitkan di hari kiamat dalam kondisi bertalbiyyah, disholatkan oleh jutaan kaum muslimin sebagai jaminan bisa masuk surga karena banyaknya doa orang yang menyolatkan, dikubur di tanah harom, keutamaan yang didapatkan si mayyit yang belum tentu didapatkan oleh muslim yang lain.

Berita terbaru, bagi keluarga yang ditinggalkan, akan mendapatkan uang dengan nilai yang besar dan gratis naik haji di tahun berikutnya, menjadi tamu kehormatan bagi kerajaan Saudi. Ini tentu hal yang membuat bahagia bagi keluarga si mayyit, meski harus kehilangan, tapi itulah taqdir, berkah setelah musibah.

Musibah yang tidak harus disikapi dengan ratap kesedihan berlebihan, karena taqdir mati itu pasti dan akan menimpa siapapun orang hidup.

Ada seorang teman yang ditinggal wafat suaminya. Bahkan ketika itu dia dan anaknya sedang sakit cukup parah. Dia tidak tahu jika hari itu, di ahad pagi setelah olahraga, suaminya akan pergi meninggalkannya untuk selamanya. Saya yakin, dia pasti sangat sedih karena kehilangan suami, tapi taqdir Alloh berlaku atasnya. Dia bersabar dengan musibah itu, menerimanya dengan ikhlas. Dan kemudian Alloh berikan kebahagiaan dengan banyaknya tangan-tangan yang memberikan bantuan materi, hingga kedua anaknya yang masih bersekolah ditanggung semua biayanya oleh orang dermawan.

Kematian membuatnya sedih. Tapi Alloh membebaskannya dari beban dunia. Alangkah baiknya urusan orang mukmin, diberi musibah dia bersabar, diberi nikmat dia bersyukur.

Semoga segala musibah yang kita alami, tidak lantas membuat kita putus asa, karena Alloh selalu mengirimkan kebahagiaan setelahnya. Dan janji Alloh itu pasti.

Kamis, 10 September 2015

Media dan jilbab

Tak bisa dipungkiri, peran media terhadap opini masyarakat akan satu hal masalah begitu sangat berpengaruh. Bagaimana kuatnya opini yang berkembang saat ini soal jilbab. Jilbab yang begitu sakral, yang merupakan identitas bagi seorang muslimah yang dengannya menunjukkan kemuliaan pemakainya sebagai satu kewajiban akan perintah Alloh, menjadi bulan bulanan sebagian orang yang tidak faham syari'at jilbab.

Hari ini, opini masyarakat terus digiring pada pemahaman bahwa ternyata orang berjilbab itu tidak sebaik yang dibayangkan, tidak sesuai dengan yang diinginkan. Karena nila setitik rusak susu sebelanga. Karena ulah segelintir orang yang berjilbab dengan akhlaqnya yang tidak sesuai dengan syari'at yang mengiringinya, lantas dengan mudah memvonis, ternyata berjilbab tapi kelakuannya bejat. Jika seperti itu, apa perlunya memakai jilbab, lebih baik tidak berjilbab tapi kelakuannya baik.

Kasus seorang istri berjilbab dengan tuduhan selingkuh, menjadi berita hangat yang hadir setiap hari di satu media. Tayang sehari lebih dari tiga kali, melebihi layaknya jadwal minum obat. Meski dilihat dari reaksi pembaca, masih banyak orang-orang yang cerdas akalnya, membela jilbab sebagai satu bentuk perintah Alloh dan juga  kemuliaan seorang muslimah. Soal akhlaqnya yang menyimpang, maka itu beda persoalan. Tapi tetap saja, gencarnya pemberitaan yang terus menerus, masih menyisakan banyak hujatan sana sini soal jilbab, menjelekkan pelaku, sekaligus menganggap bahwa ternyata jilbab bukan jaminan seorang muslimah selamat dari kekeliruan. Yang pada akhirnya terjadi perang komentar, saling hujat di antara pembaca yang sebenarnya sangat tidak perlu. Berdebat tiada ujungnya dan akhirnya sampai pada tahap menjelekkan syari'at Islam. Inilah yang sesungguhnya harus dihindari, membuat seseorang kufur dengan ayat Alloh yang jelas- jelas mewajibkan jilbab sebagai penutup aurot bagi muslimah.

Seorang wartawan dalam hal ini punya tanggung jawab yang sangat besar. Baik dihadapan manusia maupun dihadapan Alloh. Bagaimana berita yang ditulis menjadi bukti kelak dihadapan Alloh. Bukan saja bertugas sebagai penyebar berita, tapi ikut bertanggungjawab terhadap apa yang ditulisnya.

Semoga akan semakin banyak wartawan muslim yang memahami syari'at Islam, sehingga mampu menjadi pembawa syi'ar Islam lewat media. Menumbuhkan karakter positif bagi pembaca, dan tentunya bernilai pahala, bukan menuai dosa.

Dan satu hal, jika ada yang mengatakan bahwa kenapa yang berjilbab tapi kelakuannya tidak baik, mending ga berjilbab tapi kelakuannya baik. Saya katakan, muslimah yang berjilbab, dia sudah gugur kewajibannya kepada Alloh akan syari'at wajibnya jilbab. Soal akhlaq,  itu berkaitan langsung dengan pribadinya. Sementara muslimah yang tidak berjilbab, setiap helaan nafasnya merupakan dosa kepada Alloh karena aurotnya terbuka. Kalau dia seorang anak, maka dia sudah menyeret ayahnya ke neraka dengan dosanya, jika dia istri, maka sudah menyeret suami ke neraka karena dosanya tidak berjilbab.

Wallohua'lam bishshowaab

Selasa, 08 September 2015

Maag sembuh dengan jeruk nipis

Subhaanalloh. Maha suci Alloh yang telah menciptakan segala sesuatu di dunia ini tidak sia-sia. Apa yang Alloh ciptakan, pasti ada manfaatnya. Termasuk dengan jeruk nipis. Buah yang seringkali dipakai untuk pelengkap masakan, ternyata punya banyak khasiat luar biasa.

Saya, sejak kecil punya masalah dengan pencernaan. Kebiasaan jarang sarapan pagi dan makan tidak teratur, juga jarang konsumsi buah sayuran, menjadi sebab terganggunya saluran cerna. Efeknya, ketika harus bepergian, bisa dipastikan kena mabuk perjalanan, bisa muntah berkali- kali. Rasanya pasti sangat menyiksa, perjalanan jadi tidak nyaman dan badan jadi lemes. Kondisi ini biasanya akan mereda kalau dibantu dengan obat anti mabuk.

Akhirnya saya mencoba mencari info tentang obat maag selain harus konsumsi obat kimia dari dokter. Saya mencoba konsumsi jeruk nipis campur madu. Segelas air biasa dicampur satu sendok madu, ditambah perasan satu buah jeruk nipis. Diminum ketika bangun tidur dan perut dalam keadaan kosong. Tapi ingat, bangun tidur harus cuci tangan dulu, karena kita tidak tahu tangan kita semalam nginap dimana. Saya rutinkan itu hampir dua pekanan, sebulan kurang. Alhamdulillah, hasilnya luar biasa. Mabuk perjalanan sudah tidak, walau pun jalan harus berkelak kelok, Alhamdulillah sehat. Perjalanan jadi nyaman.

Satu hal yang jadi pelajaran. Betapa Maha Adilnya Alloh kepada hamba-hambaNya. Alloh berikan penyakit, Alloh juga yang mengirim obatnya. Tidak susah mencari, obat itu ada di sekitar kita. Alloh sudah siapkan semuanya. Ada jeruk nipis yang merupakan buah yang biasa kita tanam, ada madu yang sudah Alloh gambarkan di dalam Al qur'an.

وإذا مرضت فهو يشفين. الشعرا: 80

Dan apabila aku sakit, maka DIA lah Alloh yang menyembuhkanku. Qs. Asysyu'aro ayat 80

Subhaanalloh, Maha Suci Alloh dengan nikmat yang diberikanNya. Mari kita perhatikan kekuasan Alloh lewat tanaman, buah-buahan, dan madu yang sudah Alloh sediakan untuk kita. Bismillah, rutinkan, kemudian tawakkal. Semoga yang sakit segera sembuh dengan izin Alloh.

Sampah membawa berkah

Meningkatnya jumlah penduduk sekarang ini, punya pengaruh yang cukup besar pada bertambahnya jumlah sampah. Sementara lahan pembuangan semakin sempit karena terpakai untuk tempat tinggal. Banyak sekali sampah yang akhirnya dibuang sembarangan, tidak pada tempatnya.

Sampah sekarang ini sudah menjadi hal yang sangat serius untuk dikaji, dicari jalan keluarnya. Karena punya efek terhadap lingkungan sekitar, terhadap kondisi tanah, kondisi kesehatan dan kebersihan pada umumnya.

Saya sering melihat di jalanan kota, ada banyak sekali tumpukan sampah. Baik sampah organik, atau non organik. Bungkusan sampah berjajar sepanjang jalan, sangat mengganggu pemandangan. Jalanan yang seharusnya apik bersih dengan hiasan tanaman, tapi menjadi rusak karena ada sampah yang tidak pada tempatnya.

Sebagai ibu rumahtangga dengan tugas mengurus rumah, saya punya kewajiban mengelola sampah, minimal di rumah saya sendiri. Sampah yang atur dengan semestinya, in syaa Alloh akan mendatangkan banyak manfaat.

Biasanya, saya memisahkan antara sampah oraganik - sampah sisa buah dan sayuran- dan sampai plastik - bekas botol minuman mineral atau bekas sabun atau sampo- di wadah yang berbeda.

Sampah organik tidak akan saya buang ke tong sampah, tapi saya kumpulkan kemudian saya buang dibawa pohon mangga di kebun samping rumah. Cara ini punya manfaat yang besar, sampah organik akan membusuk dan menjadi pupuk, membuat tanah menjadi subur, mampu menahan air yang turun, dan membuat pohon menjadi baik tumbung kembangnya. Tanah yang rusak, biasanya tidak akan mampu menahan air, sehingga tanah mudah tergerus, dan pohon tidak akan sebaik yang diharapkan.

Maka untuk sampah non organik, saya punya dua pilihan. Menyetorkan ke pihak Rt setempat, sesuai dengan program 'daur ulang sampah'. Biasanya, setiap dua pekan sekali di hari sabtu, masyarakat sekitar akan menyetorkan sampah- sampah plastiknya. Bagian sekertaris akan mendata, sampah itu akan dijual perkilo, dan uangnya bisa diambil di akhir tahun. Program yang cukup baik.

Pilihan ke dua, saya kumpulkan sampah plastik di satu wadah, kemudian di letakkan di luar, sehingga kalau ada pemulung datang, dia langsung bisa mengambilnya. Keuntungan buat dia karena bisa menjualnya ke tempat daur ulang sampah. Disini kita bisa berbagi rezeqi meski hanya lewat sampah.

Pahala lewat sampah

Islam adalah agama yang universal. Sangat mengatur hal apapun termasuk soal sampah. Membuang sampah pada tempatnya, itu artinya kita berbuat adil dan tidak dlolim. Tidak membiarkan sampah menumpuk di dalam rumah yang akan mengundang lalat dan tikus hingga akan menyebabkan penyakit, berarti kita peduli dengan kesehatan. Menjaga kesehatan adalah bagian dari amal yang mendatangkan pahala. Karena sehat bisa menjadi kuat, sedangkan mukmin yang kuat lebih dicintai Alloh daripada mukmin yang lemah.

Membuang sampah sesuai dengan manfaatnya, seperti sampah organik yang dibuang langsung di tanah supaya menjadi kompos, adalah bagian dari peduli lingkungan. Jika akhirnya banyak pohon yang tumbuh baik, banyak tanah untuk resapan air, itu artinya kita sedang mengamalkan satu di antara banyak ayat Alloh, yaitu menyediakan tanah untuk menampung air dari dari langit, sehingga mengurangi sebab terjadinya banjir.

Satu lagi, betapa urusan sampah ini bukan hal yang sia sia. Terutama sampah di lingkungan masjid. Besar pahalanya orang yang mengeluarkan sampah dari dalam masjid, meski itu hanya kotoran kecil, sebagaimana juga berdosanya orang yang mengotori masjid dengan sampah meski hanya kecil.

Rosululloh shollalloohu'alaihi wasallam bersabda :

و عن أنس رضي الله عنه قال:  قال رسول الله صلى الله عليه وسلم؛  عرضت علي أجور أمتي حتى أاقذاة يخرجها الرجل من المسجد. رواه أبو داود والترميذ

Dari Anas Rodliyallohu 'anhu berkata, Rosululloh shollallohu'alahi wasallam bersabda : diperlihatkan kepadaku pahala- pahala ummatku, sampai pahala orang yang membuang sampah dari masjid.

Sampah membawa berkah. Semoga semakin banyak yang menyadari pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Yukk....kita peduli dengan sampah....

Kamis, 03 September 2015

Sabar ketika kehilangan

Ada rasa sedih ketika kita kehilangan sesuatu yang dicintai, padahal kita tahu apa yang dimiliki di dunia ini hanyalah titipan semata. Suatu saat pasti akan diambil oleh Alloh, pemilik segala apa yang kita miliki.

Sudah fitroh manusia mencintai apa yang dimilikinya di dunia, dan menjadi sedih ketika semua itu hilang dari genggaman. Sudah sunnatulloh, apa yang dimiliki akan hilang, sebagaimana yang hidup akan mati.

Bagi seorang mukmin. Semua urusannya adalah kebaikan baginya. Bersyukur ketika mendapatkan kebaikan, dan bersabar ketika kehilangan. Syukur dan sabar adalah seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.

Pada zaman Nabi, kisah seorang Ummu Sulaim menjadi legenda karena mampu menahan rasa sedihnya dan bersabar ketika anaknya yang masih kecil kembali diambil oleh Alloh. Seorang wanita mulia yang menikah dengan Abu Tholhah,  sahabat Anshor dengan mahar keislamannya. Kesabarannya mampu mengalahkan kesedihan ketika anaknya yang masih kecil wafat dan Abu Tholhah sedang berada diluar rumah. Dengan sikap yang kuat dan tegar, dia melarang semua keluarganya memberitahukan kepada Abu Tholhah jika anaknya sudah wafat, hingga dia sendiri yang akan memberitahukan kepada suaminya. Hingga akhirnya Abu Tholhah kembali ke rumah, dan Ummu Sulaim menyambutnya dengan hangat dan memberikan pelayanan terbaik kepadanya. Membiarkan suaminya senyaman dan setenang mungkin tanpa terburu-buru memberitahukan soal wafatnya anak mereka. Ummu Sulaim bahkan berdandan dan memakai wewangian demi membahagiakan suaminya. Setelah semuanya selesai, bertanyalah Ummu Sulaim kepada suaminya.

" Wahai Abu Tholhah ! Bagaimana pendapatmu ketika suatu kaum menitipkan barangnya pada satu keluarga, kemudian suatu ketika mereka mengambil titipan itu, apakah keluarga tersebut boleh menolaknya ?. Abu Tholhah menjawab. " Tentu saja tidak boleh". Ummu Sulaim bertanya lagi, " Bagaimana jika keluarga tersebut menolak mengembalikan titipan itu ?. Abu Tholhah menjawab, " Berarti mereka tidak adil". Ummu Sulaim berkata lagi, " Sesungguhnya anakmu itu titipan dari Alloh dan Alloh telah mengambilnya, maka tabahkanlah hatimu dengan meninggalnya anakmu".

Saat itu Abu Tholhah marah karena tidak langsung diberitahu soal anaknya yang wafat. Kemudian mendatangi Rosululloh shollallohu'alaihi wasallam dan mengadukan istrinya. Dan Rosululloh shollallohu'alaihi wasallam mendoakan malam yang sudah dilalui antara Abu Tholhah dan istrinya. Hingga akhirnya Ummu Sulaim hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Abdulloh. Setelahnya, Ummu Sulaim dikaruniai 7 anak yang kesemuanya hafal qur'an.

Balasan yang sungguh menakjubkan. Kesabarannya ketika kehilangan sang anak, Alloh gantikan dengan 7 anak yang kesemuanya menjadi Hafidz. Maa Syaa Alloh. Laa quwwata illaa billaah.

Juga kisah seorang Ummu Salamah. Wanita yang mengalami banyak kesulitan ketika suaminya hijrah ke Madinah, sementara keluarga Ummu Salamah menahan diri dan anaknya. Hingga akhirnya bisa berkumpul kembali di Madinah. Suaminya, Abdulloh bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdulloh bin Umar bin Makhzum, yang lebih dikenal dengan Abu Salamah adalah seorang sahabat mulia yang senantiasa berjuang untuk Islam. Luka-luka yang dideritanyabpada perang Badar dan Uhud mengantarkannya pada wafatnya. Semula, Ummu Salamah tidak ingin menikah lagi sepeninggal suaminya, tapi justru suami menyuruhnya menikah lagi jika nanti dia wafat. Setelah suaminya wafat, Rosululloh shollalloohu'alaihi wasallam mendoakan Ummu Salamah agar tabah atas kehilangan suaminya, dan diberi pengganti yang lebih baik darinya. Dan Alloh mengabulkan, Ummu Salamah akhirnya dinikahi oleh Rosululloh shollalloohu'alaihi wasallam, seorang laki-laki yang lebih mulia dari suaminya, seorang Nabi utusan Alloh. Buah kesabarannya sungguh manis. Ummu Salamah menjadi ummul mukminin, ibundanya kaum mukmin, satu kedudukan yang sangat mulia.

Mengigat betapa hebatnya dua wanita sahabat ini. Kehilangan tidak membuatnya menjadi keluh kesah dan sedih berkepanjangan. Karena sesungguhnya, dibalik kesedihan, jika diterima dengan sikap sabar dan lapang dada, ada bahagia yang menanti.

Kisah dua wanita hebat ini menghiasi fikiran saya ketika pulang dari toko material tadi siang. Uang yang  beberapa waktu lalu saya titipkan untuk membeli bahan-bahan material, tapi kemudian saya ambil uang bukan barang. Si empunya toko mengurangi uang saya karena material saat ini harganya sedang turun. Sementara waktu saya beli, harga material sedang tinggi. Saya sempat sedikit protes, kenapa uang saya tidak utuh. Saya harus terima uang saya sesuai dengan harga sekarang yang sedang turun. Tapi akhirnya, saya mencoba melupakan kerugian dunia yang tidak seberapa dibanding kehilangan yang dialami dua wanita hebat sahabat Nabi. Saya hanya wanita biasa, bersuamikan laki-laki biasa, maka tidak ada alasan bagi saya untuk bersedih karena hilangnya dunia yang begitu kecil.

أللهم أجرني فى مصيبتي واخلف لى خيرا منها

Ya Alloh, berikanlah pahala kepadaku atas musibahku, dan gantilah dengan yang lebih baik darinya.

Sambil terus mengayun sepeda dengan pelan, saya mencoba melupakan kehilangan itu, dan berharap ada ganti yang lebih baik. Sampai rumah, ada sms masuk, seorang teman minta di facial sore harinya. Alhamdulillah, itulah rezeqi saya, yang sudah Alloh tetapkan.