Minggu, 15 November 2015

dress kode






Kakinya kelihatan sekali, bahkan ketika sujud. Dia terus seperti itu hingga kepalanya berakhir menoleh ke kanan dan kiri.


Romadlon lalu saya diberi kesempatan ikut hadir menemani suami di acara buka bersama dan santunan yatim dlu'afa yang diadakan oleh sebuah radio Bekasi. Para undangan hadir tepat waktu, bahkan biasanya untuk acara-acara seperti ini, banyak sekali yang tidak mau ketinggalan, semuanya berusaha untuk datang duluan. Urusan dunia seperti ini selalu menarik banyak peminat. Panggilan yang lebih menarik daripada suara adzan dari masjid terdekat. 

Ibu, mari jaga anak gadis kita, karena tidak ada Maryam kedua di dunia ini

Gadis itu tiba-tiba saja melahirkan seorang bayi laki-laki. Setelah sebelumnya mimpi dililit ular belang selama dua malam. Tidak pernah hamil, apalagi punya suami, tapi ajaibnya gadis itu bisa punya anak. Bahkan orangtuanya menganggap ini adalah keajaiban dan karunia dari Alloh untuk mereka. 

Kejadian ini akhirnya menyebar, mengundang banyak tanya. Terutama dari para tetangga dan orang sekitarnya. Apa mungkin ? Begitu pasti pertanyaannya. Ada sebagian merasa curiga jika gadis ini sebenarnya punya hubungan gelap dengan seorang lelaki. Karena sebagai manusia biasa, apa mungkin itu terjadi ? Rasanya mustahil.

Alloh sudah menciptakan manusia itu berpasang-pasangan yang lahir dari keduanya keturunan. Itu artinya seorang wanita tidak mungkin melahirkan tanpa suami.

Belakangan beritanya semakin melebar, hingga akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa gadis ini sebenarnya punya pacar seorang anak terpandang tapi tidak mendapatkan restu dari kedua orantua lelakinya. Hingga akhirnya sang gadis hamil, tapi restupun tetap tidak didapat.

Ada berapakah gadis seperti ini di dunia ? 
Jawabannya adalah; banyak, bahkan sangat banyak. Mencengangkan sekali. Anak gadis zaman sekarang sudah tidak malu lagi bergaul bebas layaknya orang sudah menikah, pacaran sampai akhirnya zina dan hamil diluar nikah. Sudah bukan rahasia lagi, mulai dari anak SMP, SMA, remaja, bahkan anak SD pun sudah ada yang ketagihan sex. Miris sekali.

Siapa yang seharusnya bertanggungjawab ?
Kitalah orangtuanya. Kita yang harusnya lebih teliti dan perhatian, dengan siapa anak kita bergaul, jam berapa seharusnya sudah ada di rumah. Kenali semua teman-temannya agar kita mudah memantaunya. Jangan biarkan anak kita lepas dari pandangan. Jika kita begitu dekat dan lekat dengan hape, terlebih dengan anak-anak kita. Arahkan pergaulannya dengan teman-teman yang membawanya pada kebaikan. Sekolahkan di tempat yang sangat peduli dengan pergaulan murid-muridnya. Maksimalkan usaha kita, semoga Alloh menjaganya dan kita orangtuanya.

Percayalah para ibu,..
Tidak ada Maryam kedua di dunia ini. Jangan sampai ada dari keturunan kita yang nabung bayi dulu baru nikah, karena seharusnya nikah dulu baru kemudian nabung.

Sabtu, 14 November 2015

Andai semua jalan seperti masjid

Satu kali saat di perjalanan ke Sukabumi, tiba-tiba saja terjadi kemacetan. Semua kendaraan mendadak berhenti, tepatnya dipaksa berhenti. Semula saya juga ga tahu kenapa macet, satu jam bukan waktu yang sebentar harus berhenti di jalanan. Kebayang rasanya harus nunggu lama. Tiba-tiba saja ada bunyi sirine dari mobil pengawal. Meraung-raung sangat keras, memaksa semua kendaraan minggir dan mengosongkan jalan untuk mobil itu. Di belakangnya beberapa mobil dengan plat merah dan hitam. Semua mafhum, itu adalah iring-iringan mobil pejabat yang lewat. Jalan disibak, tidak peduli kendaraan lainpun berhak atas jalan itu. Dengan leluasa mereka lewat. Dan kemacetan kembali terurai setelah iring-iringan itu habis.

Tidak banyak yang mau tahu jika pejabat itu punya agenda yang harus buru-buru dikerjakan. Perjalanan dinas yang katanya memerlukan waktu yang cepat hingga akses jalanpun bisa dengan leluasa dibuat berhenti ketika mereka lewat. Bisa dibayangkan perasaan orang lain yang punya hak sama atas jalan itu, harus menunggu sekian jam agar jalan kembali normal dan kendaraan bisa melaju. Dan yang pasti merekapun punya keperluan yang waktunya memerlukan cepat.

Dalam kondisi seperti itu, hak jalan yang seharusnya sama-sama bisa dinikmati tanpa harus mendahulukan pihak lain, ada banyak kekesalan yang terucap dari mulut-mulut mereka yang merasa haknya diambil. Mengeluarkan sumpah serapah, mendo'akan yang tidak baik, dan mengeluarkan semua unek-unek di hatinya karena kesal, meski sebenarnya ga ada gunanya juga. Toh para pejabat itu tidak mendengarnya.

Hal beda jika yang lewat itu mobil jenazah atau pemadam kebakaran. Tanpa disuruhpun, semua pengendara akan minggir dengan sendirinya. Memberikan akses jalan seluas-luasnya tanpa dipaksa atau terpaksa. Mereka benar-benar ikhlas. Maka biasanya, ucapan yang keluar dari mulut- mulut pengendara lainpun akan keluar kata-kata yang baik. Mendoakan keselamatan jika yang lewat mobil ambulance, karena itu tandanya ada yang meninggal atau sakit, atau pasien korban lalu lintas yang butuh penanganan cepat. Mendoakan agar musibah kebakaran cepat padam jika yang lewat mobil pemadam.

Itulah bedanya. Nyata sekali.

Sementara itu. Beberapa tahun yang lalu. Dalam kisah teladan para penerus kholifah Islam. Ada sebuah kisah yang patut ditiru. Saat kholifah Sulaiman bin Abdul Malik, kholifah kaum muslimin, raja tertinggi di dunia saat itu sedang thowaf di masjidil Harom diiringi kedua putranya di belakangnya. Beliau saat itu hendak bertemu dengan seorang ulama tabi'in Atho bin Abi Robah, seorang ulama satu-satunya yang boleh memberikan fatwa di kota Mekkah. Ketika pengawal akan menghalau kerumunan orang-orang yang sedang thowaf agar jalan untuk kholifah menjadi lapang, maka dengan tegas kholifah melarangnya.
" Ini adalah suatu tempat dimana tidak ada bedanya antara rakyat dengan raja, tiada yang lebih utama antara satu dengan yang lain kecuali karena amal dan taqwanya".

Ucapan yang sungguh keluar dari seorang kholifah yang memahami hakikat dirinya. Tidak merasa harus membedakan diri dengan yang lain, tidak perlu mengambil jalan orang lain untuk memuluskan tujuan dan keperluannya.

Ah, andai saja semua jalan itu seperti masjid. Yang tidak perlu dikawal sekedar bisa lewat dan membiarkan yang lain terabaikan.