Kamis, 05 November 2020

tidak sempurna

Tidak ada manusia yang sempurna dalam amalannya. Selalu ada yang namanya kelebihan dan kekurangan. Dua hal yang jadi sunnatullooh.

Pun dalam kehidupan kita, ada begitu banyak orang yang nampak sempurna dalam satu hal, tapi kurang dalam hal lain. Begitulah manusia. Maka muaranya adalah, selalu memandang orang lain dengan sikap adil. 

Seperti pada satu hari di dalam mobil yang membawa saya arah pulang. Saya terlibat obrolan dengan seorang teman. Dia menceritakan seseorang yang secara dzohir pakaiannya kadang syar'i, kadang tidak. Kemudian menceritakan bagaimana kiprahnya dalam dunia dakwah. Memanglah bukan seorang ustadzah atau penceramah. Tapi seseorang dengan jiwa sosial tinggi dan kemudian dimampukan oleh Alloh menggerakkan hati banyak orang, hususnya kaum kaya untuk berinfaq dan memberikan kontribusi bagi kemaslahatan kaum Muslimin, hususnya. Dan bagi manusia lain pada umumnya. Luar biasa. Saya sendiri benar-benar dibuat kagum. Maa syaa Alloh. Dan sejujurnya, saya iri dengannya dalam hal ini. Entah sudah melangkah kemana saja kakinya dalam rangka membantu kaum muslimin di belahan bumi Indonesia ini. Dan sungguh, kelak, kakinya akan bersaksi baginya di hadapan Alloh. 

Bagi yang memandangnya dari sisi pakaian yang wajib syar'i, maka dia jelas sekali punya kekurangan di situ. Tapi jika kita mau bersikap adil, kita akan memandangnya dengan sikap memaklumi. Kenapa? Karena kekurangan itu pun pasti kita miliki atau bisa jadi kekurangan kita lebih banyak darinya. 

Ada orang sempurna dalam hal pakaiannya tapi tidak sempurna dalam kontribusinya dalam dunia dakwah. Ada orang yang pakaiannya tidak sesempurna seharusnya, tapi punya kontribusi besar di dunia dakwah. Semuanya saling mendukung. Karena terpenting adalah, kita harus menjadikan diri kita punya manfaat, baik untuk orang lain maupun untuk dakwah. 

Dan kita, tidak pernah tahu bagaimana akhir kehidupan kita nanti. Sementara dia sibuk beramal dan menyebar manfaat, meski tidak selalu sempurna dalam pandangan manusia. 

Dan sebaik-baik manusia adalah yang selalu menghitung kekurangannya sendiri serta sibuk mengumpulkan saksi-saksi yang akan memberinya syafaat di hari penghisaban.

Satu hal, ada begitu banyak orang-oramg yang punya kontribusi besar dalam dunia dakwah dan kemanfaatannya untuk orang lain, meskipun luput dari pandangan manusia. 

Dan kita, sudah seharusnya saling mendoakan, semoga kelak akan bertemu di surga.

bahagia

Mon maaf saya tidak izin ke Mam Fifi share statusnya beliau.

Hanya saja, menarik sekali setiap menyimak ceritanya. Punya sekolah yang sangat bagus secara fisik, anak-anak yang bahagia karena begitu disayang guru-guru dan juga Mam Fifi sebagai pemilik sekolahnya.

Betapa seringnya saya melihat beliau memasak untuk anak-anak dan para guru. Memosisikan diri sebagai pengayom dan pengasuh yang penuh dedikasi dan kasih sayang. Menganggap para murid adalah anak-anaknya sendiri yang sangat perlu disayang. Baik secara lahir maupun batinnya.

Betapa beliau bahkan sering mengeluarkan uangnya sendiri untuk membahagiakan anak-anak dan para guru. TANPA BERHITUNG habisnya berapa. Tanpa meminta ganti uang yang sudah dikeluarkan. Sungguh sangat jarang seorang pengasuh yang sifatnya seperti itu. Semuanya berdasarkan kasih sayang, ukhuwah, bukan berdasarkan hitung-hitungan uang semata.

Terkadang kita lupa, bahwa Alloh MAHA MEMBALAS semua perbuatan baik kita. Entah langsung atau tidak. Entah berupa materi atau bukan. 

Pada hal-hal yang sifatnya kita mampu membantu tanpa harus meminta imbalan materi, maka bantulah. Karena SUNGGUH, ALLOH ITU MAHA PEMBALAS. Karena membantu orang lain saat sulit adalah bagian daripada adab. Adab sesama muslim yang mengedepankan rasa UKHUWWAH. Bukan sekedar hitung-hitungan uang.

Saya sering lupa, bahwa setiap kebaikan itu belum tentu dibalas dari orang yang kita beri kebaikan itu, tapi seringkali Alloh membalasnya lewat orang lain. Dan saya belajar, bahwa setiap kebaikan yang kita buat, tidak melulu harus dibalas materi. Karena ada yang lebih dari itu, yakni doa-doa. 

Banyak orang bicara soal bagaimana caranya bahagia. Dan saya termasuk di dalamnya. Juga termasuk yang seringkali lupa bahwa membahagiakan orang lain adalah satu di antara cara agar kita bahagia.

Saya, in syaa Alloh dan semoga bukan termasuk orang yang lupa diri atas kebaikan orang lain. Meski belum bisa membalas dengan materi. Tapi seringnya saya berdoa, meminta kepada Alloh, agar memberikan keberkahan atas harta dan hidup orang-orang yang sudah memberi kebaikan pada saya. Inilah doa. Yang tidak bisa dihitung dengan materi.

Semoga Alloh limpahkan keberkahan atas harta dan kehidupan Mam Fifi.