Kamis, 04 Januari 2018

Kelompok

Kokohiyyun tegariyyun  😂

Bertahun berlalu kelompok ini hadir di masjid perumahan saya. Mereka sholat jamaah seperti biasa. Yang luar biasa adalah kelakuannya. Mereka bawa brosur kajian-kajian mereka lalu menempelnya di papan pengumuman. Tanpa akhlaq dan adab dengan pengurus masjid. Saking tegar nya mereka. Tegar alias teu gableg ka era.

Beda sekali dengan kelompok khilafah saat masuk masjid kami. Mereka datang dengan adab. Meminta kepada pengurus masjid kalau mereka ingin memakai masjid untuk kegiatan acaranya. Dengan mereka, kita respek.

Tapi kelompok kokohiyyun ini sebaliknya. Saat pengurus tahu ada brosur ilegal tertempel, papan itu dikunci. Saya pikir ga perlu protes. Karena memang itu kebijakan pengurus masjid. Dan tamu atau orang asing seharusanya faham adabnya saat masuk ranah orang lain. Karena setiap masjid pasti ada pengurusnya.

Saat itu beredar juga selebaran dari kelompok ini tentang beberapa kelompok yang dianggap ahli bid'ah. Intinya, tidak ada satu pun kelompok yang ahlus sunnah kecuali mereka. Mereka lah yang katanya firqoh najiyyah akhir zaman.

Saat tahu mereka tidak boleh menempelkan brosur apapun di papan pengumuman masjid, bukannya sadar, mereka mencari orang masjid yang dikira akan berfihak pada mereka, padahal bukan pengurus. Mereka kalap. Beneran tidak punya adab.

Sampai akhirnya ketua dkm mengumpulkan semua pengurus dan para jamaah dalam satu rapat. Kelompok kokohiyyun ini pun dipanggil. Tapi seperti biasa, kenyataannya nyali mereka ga sebesar semangat saatnya menempelkan brosur dan usaha lain untuk menguasai masjid.

Ketua dkm masjid kami bukan orang sembarangan. Wibawanya sangat nampak. Beliau seorang pejabat yang baik yang punya pengaruh besar di masyarakat. Setiap orang merasa segan kepadanya. Kontribusinya dalam memakmurkan masjid tidak diragukan. Bantuan moril dan materilnya tak terhitung. Alhamdulillah Alloh taqdirkan beliau menjadi pimpinan.

Dalam rapat malam itu, beliau beribicara kepada kokohiyyun yang akhirnya berani datang. Bahwa setiap masjid punya pengurus dan juga aturan. Ga sembarang maen masuk maen tempel tanpa permisi. Coba kondisinya dibalik, pasti mereka pun akan bersikap sama.

Ada beberapa dari mereka yang berani bicara panjang lebar, berani bilang kalau pancasila itu sesuai dengan Alquran, sehingga ketaatan kepada ulil amri yang musyrik bukan masalah besar. Intinya mereka banyak omong dan ngelantur. Semua pengurus ikut bicara menasehati dan membantah mereka. Kecuali satu orang, suami saya. Saat rapat hampir dinyatakan selesai. Semua minta agar suami saya bicara. Suami saya tidak mau bicara apa pun, hanya diam dan hanya bilang percuma bicara dengan kelompok mereka. Hanya akan muter-muter dan menghabiskan waktu. Itu saja.

Setelah malam itu mereka tidak kelihatan lagi. Hanya satu dua yang memang hatinya masih ada niat sholat jamaah di masjid tempat saya. Akhirnya Alloh tampakkan, siapa yang niatnya murni memakmurkan masjid dengan sholat jamaah lima waktu dengan yang punya niat lain ingin menguasai. Alloh maha adil. Tidak akan membiarkan rumahNya diisi oleh orang-orang yang niatnya lain.

Bekasi 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar