Jumat, 11 Mei 2018

Iteung part 5

Iteung (lagi)

Bis masih kosong song saat Iteung naik masuk kedalamnya. Alhamdulillah, bisa duduk paling depan kiri, persis dibelakang kursi kondektur yang cuma seuprit. Lumayan, selain cepat sampainya kalau duduk paling depan, juga ngurangi rasa mual muntah yang sering melanda. Jalan selatan memang banyak bulak beloknya, lika likunya, persis sama lika liku laki-laki yang tak laku-laku karena luka-luka. Sama jalanan yang nanjak turun persis ciluuukk baaa. 

Pil ATM _aku tidak muntah_ alias antimo sudah siap sedia. Obat penolong saat perjalan jauh seperti ini sangat membantu. Selain ga mual muntah, juga bisa tidur lebih nyenyak.

Waktunya berangkat. Bis melaju perlahan. Dan Iteung mulai ngantuk. Mulailah nyari posisi paling enak. Sebenernya sambil buka pesbuk sama ig. Lumayan dapet hiburan, apalagi kalau pas baca komeng lucu. Karena sungguh, pemirsahh... Komen itu lebih menarik daripada statusnya. Segala berita tanah air wara wiri di beranda. Apalagi kalau bukan soal komeng menteri zaman now yang gemesiin rakyatnya. Belum lagi gosip pelakor yang masih anget aja kayak open lagi nyala. Dan banyak lagi berita yang mengiris hati. Kalau ga bisa jaga iman, susah rasanya jaga kewarasan di zaman ini. Zaman penuh fitnah dan penipuan.  Kudu banyak-banyak istighfar.

Ga lama pak supir mulai kotrak kotrek, ternyata mau nyalain musik. Duh, Ya Robb, lindungi kuping Iteung. Karena ternyata, saat musik itu nyala, suara gubuk deritanya Megy Zet mulai terdengar. Alahay, disusul sama Mansyur S yang isi baitnya ga jauh dari penderitaan cinta. Duh, penderitaan rakyat aja masih belum tahu kapan kelarnya, ini lagi ditambah lagu cengeng. Tahu ga, pemirsahh, tarif tol Cikarang Cileunyi naek, lho...berapa? 61rb. Padahal belum lama tarifnya ga sampai segitu. Ahay, diam-diam menghanyutkan, ya. Belum lagi macet luar biasa karena pembangunan jalan yang bekum juga kelar. Kepala Iteung mulai reaksi. Ah, mendingan cepet tidur sebelum ada mual datang. Tutup muka pake sapu tangan lanjut Bismika. Tiduurr.

Kebangun lagi itu lagu udah ganti lagi jadi Doel Sumbang sama Nini karlina. Alah Iteung jadi apal, ya. Maklum, dulu mau jadi gantinya Evie Tamala tapi ga jadi. 😅 Ternyata lagunya masih terus lanjut, ganti lagu cengeng zaman Iteung kecil dulu, entah siapa. Ya Robb, cepet sampeee..

O iya, tadi pas istirahat sholat. Hape seorang ibu mendadak bunyi. Lagunya indihe, pemirsahh... Hom tere bin abrehenehisakte tere bina kawajude meeraa... 😳Alhamdulillah Iteung dah selesai sholatnya pas hapenya bunyi gitu, tinggallah si ibu yang punya hape sama anak lelakinya yang akhirnya angkat tuh hape. Syukur deh tuh lagu ga kepanjangan bunyinya. Bisa repot kalau sepanjang sholat tuh lagu terus bunyi. Lain kali hapenya di silient gitu, ya. Biar sholatnya ga keganggu. Alhamdulillah kagak ada yang bunyi hapenya jaran goyang. Duhh.. 😂

Tapi meski macet dan segala ketidaknyamanan perjalanan ini, alhamdulillah tugas sebagai anak yang berusaha birrul walidaini tertunaikan. Walaupun belum bisa membahagiakan secara materi berkelimpahan, cukuplah sebulan sekali melihat mereka baik-baik saja. Setiap anak punya cara tersendiri untuk membuat orangtuanya senang, meski pastinya tak dapat membalas kebaikan mereka dengan materi sebanyak apapun.

Semoga yang masih ada orangtuanya, tetap  membahagiakan mereka sesuai dengan  kondisinya. Selalu mendoakan agar Alloh berikan kesehatan dan berkah melimpah.

Iteung masih di perjalanan. Semoga lancar dan tetap sehat.

Udara dingin mulai terasa. Langit tol Karawang Cikarang mulai gelap. Dan lagu cengeng itu masih saja mengalun. Ah, lupakan..supir bis mah bebaaasss 😂

Tidak ada komentar:

Posting Komentar