Jumat, 11 Mei 2018

Ibroh

Jembatan

Bertemu dengan seorang teman lama, bahagia rasanya. Meski awalnya sempet bingung juga karena namanya bukan asli seperti dulu saat masih santri. Berpisah hampir 27 tahun karena dia keluar saat baru kelas 1. Ketemu lagi baru lewat medsos, belum pernah bertemu nyata. Tak apa. Akan ada waktunya bertemu dan semoga dipertemukan Alloh dalam kebaikan.

Saya masih ingat dengan tampilannya yang cuek, khas dirinya. Mudah tertawa dan periang, bahkan sering begitu lucu. Alhamdulillah, dia masih istiqomah dengan jilbabnya, masih menutup aurotnya dengan baik meski bukan jilbab lebar apalagi cadar, meski bukan gamis seperti saat kami santri dulu. Karena bagi saya, kebaikan seorang muslim tidak hanya dinilai dari lebarnya jilbab, asal dadanya tetap tertutup serta tidak berbaju ketat, Alhamdulillah. Di saat ada banyak santri yang akhirnya lepas jilbab dan bahkan berbaju minim.

Tapi bagi saya, temen tetaplah teman. Dulu dan sekarang. Jika pun ada yang berubah, semoga Alloh sapa kembali hatinya dengan hidayah.

Saya lupa entah bagaimana awalnya sampai akhirnya saya tahu kalo itu dia, teman nyantri dulu. Kemudian berlanjut dengan obrolan khas teman lama baru bertemu.

Dia bertanya, apakah ada teman kita yang yatim atau janda yang sekiranya memang perlu dibantu. Saya meng-iya-kan. Saya sampaikan datanya, dan saya mintakan langsung nomer rekeningnya ke yang bersangkutan, supaya uangnya dikirim langsung saja, tidak lewat saya.

Alhamdulillah, ini untuk kesekian kalinya dia titip pesan,

"Ka, tolong sampaikan, ini buat fulanah"

Lalu saya kirim ulang ke fulanah. Dan dia membalasnya dengan emot nangis haru. Seraya mendoakan dengan banyak doa kebaikan.

Dia titip pesan supaya fulanah jangan pernah tahu kalau teman saya ini yang mengirimkannya, jadinya setiap dia kirim uang, maka pasti disampaikan ke saya.

Terbayang oleh saya, bahagianya fulanah. Saat kematian suaminya sering membuatnya sedih, teruatama saat melihat anak-anaknya, tapi satu teman ikut membahagiakannya.

Alloh lah yang kuasa menggerakan hati teman saya untuk memberinya sedikit kebahagian itu. Dan bukti nyata bahwa setiap orang sudah pasti ada rezeqinya yang Alloh siapkan, lewat siapa pun.

Saya hanya jembatan. Semoga tetap memberikan manfaat dan pahala yang terus mengalir untuk teman saya, fulanah, saya, kami semuanya.

Bahagiakan anak yatim, karenanya akan menjadi tetangga dekat Rosulullooh nanti saat di surga. Rosulullooh mengatakan, "ana wa kaafilul yatim kahaataini" sambil memperlihat dua jari yang berdekatan. Duhai, dekat sekali.

Baarokalloh fii kum wa ahlii kum wa maali kum.

Alloohumma baarik li ummatii fii bukuurihaa. Doa Rosulullooh shollaalloohu alaihi wa sallam  untuk ummatnya yang berbuat baik di pagi hari.

Alloohumma a'thi munfiqon kholafan. Semoga Alloh memberikan ganti bagi orang yang berinfaq. Doa Malaikat bagi siapa yang berinfaq.

Jadilah jembatan kebaikan, semoga Alloh balas dengan berlipat keberkahan.

Alhamdulillah,
Cerita Eka Rosaria
Bekasi, april 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar