Jumat, 11 Mei 2018

Ibroh

Saya

Entah kenapa, senang denger curhatan orang lain. Asal tidak diulang-ulang. Berusaha menjadi pendengar yang baik. Ngasih solusi jika bisa. Jika tidak, cukup mendoakan. Semoga apapun masalahnya, segera selesai dengan baik.

Bukan karena saya punya sesuatu jika ada yang senang curhat. Hanya berusaha mengimbangi dan tetap memberikan semangat, tidak menghakiminya. Bahwa masalah dunia ini hanya sementara. Kuncinya banyakin istighfar.

Padahal, masalah sendiri saja sudah bejibun. Kadang justru merasa terpuruk, sedih, susah. Tapi mendengarkan curhatan orang lain itu seringkali menjadi cermin, bahwa ternyata masih banyak yang dikasih masalah lebih berat. Di situlah letaknya bersyukur.

Apa yang saya tulis, adalah satu kenyataan. Karena saya merasa kesulitan ketika membuat tulisan cerita karangan. Entah itu poligami, pelakor, dll. Semuanya kisah nyata. Jika ada yang menyarankan saya jangan menuliskannya, terutama soal poligami karena saya tidak mengalaminya, itu terserah. Saya hanya menuliskan kisah nyata. Tidak memberikan opini berlebihan. Karena syarat dan ketentuan poligami adalah hal jelas, tidak perlu dirubah.

Kejadian dan ujian yang menimpa banyak teman saya, itu semua membuat saya belajar. Bahwa hidup tidak mulus seperti jalan tol masa dulu. Karena sekarang pun banyak sekali bolongnya, rusaknya. Hidup akan selalu diuji dengan kebahagiaan dan kesedihan. Karena muaranya adalah syukur dan sabar.

Inilah saya,
Eka Rosaria
Cerita emak emak

#lagi nyimak curhat istri yang mau diceraikan suaminya karena istrinya sakit dan dia-nya selingkuh. Ingin menikahi selingkuhannya. Istri rela dipoligami asal jangan dicerai. Tapi perempuan selingkuhannya tidak mau dimadu. Maunya hanya dia sendiri yang memiliki suaminya. ???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar