Selasa, 27 November 2018

Jangan termakan rayuan

Baca postingannya Dila yang cerita soal sales asuransi, saya jadi teringat dengan kejadian beberapa tahun lalu.

Saat itu di bank xxxx, saya datang mau tutup akun. Sambil menunggu panggilan, saya duduk bersebelahan dengan seorang ibu. Kalau tidak salah beliaunya seorang guru di sekolah it. Awalnya kita diam saja lalu kemudian dia bertanya soal kenapa saya tutup akun. Lama-lama dia makin ramah saja ngajak ngobrolnya. Dan sampailah pada pertanyaan apakah saya sudah punya asuransi atau belum. Saya jawablah, belum. Saya tidak ingin. Tetiba dia lancar sekali menawarkan asuransi dengan bicara yang memang kelihatan pintar yang saya tanggapi biasa saja. Maapkan, bu. Saya memang tidak pernah tertarik. Sampai kemudian obrolan pun tidak sesemangat diawal. Urusan tutup akun selesai, dan saya segera pulang. Tidak ingin ngobrol lebih lama.

Satu kejadian lagi saat saya bukan akun di bank xxx karena satu keperluan. Oleh petugas bank saya disarankan ke meja seorang wanita yang ramahnya tingkat internasional. Ramah sekali. Nada bicara halus. Kelihatan pintar. Dia menguruskan buku tabungan saya dengan cepat dan begitu penuh senyuman. Sampai kemudian dia menawarkan asuransi bank tersebut. Saya menolaknya secara halus. Dia terus saja mengejar, masih dengan keramahannya. Saya tolak lagi. Dia ngejar lagi. Terjadi berulang kali dan saya tolak juga sebanyak itu. Sampai akhirnya saya yang ambil keputusan segera pergi dari mejanya meskipun si wanita petugas bank itu sepertinya masih ingin terus bicara. Maapkan, mbak. Saya sangat tidak ingin ikut apa yang mbak tawarkan.

Harus saya akui tingkat pintarnya bicara dan keramahannya saat menawarkan dagangannya. Dan saya bertahan tidak ingin masuk ke dalamnya. Saya lebih memilih cara lain untuk mengatasi masalah yang menurutnya bisa diatasi dengan dagangannya. Masalah yang sesungguhnya sudah ada tuntunannya dari Alloh dan Rosul-Nya dalam penyelesaiannya.

Maapkan saya yang memang tidak ingin memahami apa yang mereka tawarkan. Ikhtiar itu pastilah saya lakukan. Bagi saya simpel saja. Tidak ikut itu lebih menenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar