Fahamilah ketika orang lain bertanya, dia ingin tahu atau sekedar memuaskan hati saja?
"Ibu, apa resep langsing menurut Islam? Saya kok heran dengan ibu-ibu yang begitu ngotot diet sampai beli produk yang bukan milik orang Islam. Lagi pula, apa ga tersiksa ya membatasi makanan yang dimakan, apa itu namanya ga mendzolimi badan sendiri?"
Satu tanya masuk lewat wa. Saya diam dulu, tak langsung menjawabnya. Saya meraba kemana arah pertanyaannya. Dia sedang menyoroti teman lainnya soal diet. Sementara posisi saya pun sama dengan para ibu yang dia bicarakan.
Saya sempat bingung menjawabnya. Apa yang dia inginkan? Seandainya memang dia dekat dengan para ibu itu, seharusnya bisa bicara dan mengingatkan langsung ketika bertemu. Karena saya bisa memahami pertanyaannya. Dia bertanya karena tidak suka, bukan mencari solusi yang seharusnya. Aslinya pertanyaannya berkali-kali, bukan sekali saja. Model pertanyaan yang ujungnya menunjukkan ketidaksukaan kepada para ibu yang dia persoalkan.
Yang bertanya orangnya kurus sekali. Bagi dia, diet sangat tidak perlu. Tapi bagi ibu-ibu lain yang bb-nya maa syaa Alloh, diet adalah pilihan, bahkan keharusan. Terlepas dietnya pakai cara apa dan pakai produk apa. Yang penting semua bahan yang dipakai jelas halalnya.
Dan saya? Saya pernah membeli produk yang dia persoalkan. Produk dengan harga fantastis. Bagi orang yang ingin diet, harga bukan lagi masalah, yang penting hasilnya bisa memuaskan.
Membatasi makanan pun bukan berarti mendzolimi diri sendiri. Karena Rasulullah pun mengajarkan untuk tidak berlebihan dalam hal makan dan minum. Dan saya yakin, para ibu yang diet itu sudah menakar apa saja yang hendak dimakannya.
Saya sedikit memahami karakter si penanya. Dia seorang yang idealis, dalam hal apa pun. Sebagai muslim, segala halnya harus sesuai dengan syariat Islam. Tanpa mau tau mana yang termasuk urusan dunia, mana yang murni akhirat. Ya, saya memahaminya. Si penanya maunya semua muslimah sibuk dengan amal sholeh saja. Tidak perlu diet, tidak perlu membeli produk selain punya muslim. Memakai baju tidak boleh bermacam model dan bentuk. Saya memakluminya.
Tapi untuk memandang persoalan orang lain, jelas tidak bisa dipukul rata.
Para ibu yang sedang diet itu membeli produk yang in syaa Alloh halal. Membatasi makanan karena memang akan berimbas positif bagi kesehatannya. Mereka masih tetap hadir di majlis ilmu. Mereka masih tetap menjaga aurotnya dengan baik. Tetap menjaga ukhuwah dan tetap berusaha lebih baik. Jika pun ada kekurangannya, itulah namanya manusia biasa.
Saya sempat menjawab soal resep diet dengan resep jus langsing ala artis. Seperti yang saya bikin di rumah. Saya pun sempat bingung dengan istilah ala artis, karena idealismenya menuntutnya jangan berhubungan dengan dunia, apalagi artis. Padahal resep itu hanya istilah saja. Isinya pun tetap bahan alami yang Alloh ciptakan dan sediakan untuk manusia.
Saya kadang juga bingung ketika menghadapi seorang yang begitu idealis. Sementara hidup ini tak seidealis yang kita inginkan.
Akhirnya, saat dia wa saya lagi dan menuliskan betapa para ibu itu di matanya sangat susah dibilangin dan mudah baper kalau dinasehatin. Wa-nya saya diamkan, tidak saya balas.
Begitulah,
Pertanyaan dan pernyataan tidak selalu harus ditanggapi. Adakalanya kita biarkan.
ekarosariasarah.blogspot.com
ekarosaria.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar