Sabtu, 09 Desember 2017

alam desaku



Bawa motor di jalanan kampung halaman serasa berada di dunia lain. 😉 Tanpa macet dan asap berlebihan. Meski pun saya tetaplah selalu di kiri. Apalagi pengalaman pertama bawa motor matic dengan perjalanan lumayan jauh, degdegan dan takut. Ini motor punya adek, jadinya masih kaget karena terbiasa pake motor gigi. Alhamdulilah bawa motor di sini tuh artinya nyetir motor, kebayang kalau motor dibawa-bawa. Berat kali yah 😅

Bener-bener nyaman. Pemandangan kiri kanan jalan masih menyisakan hamparan sawah sejauh mata memandang dan pepohonan hijau nan rindang. Indah dipandang mata. Pun masih sangat banyak tanah resapan air sehingga terhindar dari bencana banjir. 

Saya mengalami saat awal tinggal di Bekasi, suasana masih banyak pohon dan kebon pisang atau rambutan. Atau hamparan tanah penuh alang-alang. Kemudian bertahun berlalu dan sekarang hampir semuanya tak lagi terlihat. Berganti dengan banyak bangunan tanpa banyak menyisakan resapan air. Agak miris memang. Suasana kota semakin panas tanpa pepohonan. Tinggal jalanan dan ruko-ruko kosong di kiri kanan. Awalnya tanah kosong, berganti ruko atau perumahan, lalu banyak ditinggal pemiliknya dan dibiarkan kosong. Pemandangan yang kontras.

Entah bagaimana bertahun kemudian akan berubah suasana kota. Tapi taqdir membawa saya hidup dan tinggal. Kota dengan dakwah yang semarak menggeliat di mana-mana. Kota di mana banyak orang hijrah secara fisik dan jiwa. Alhamdulillah, di mana pun berada, yang terpenting adalah dekat dengan masjid dan menjadi bagian yang memakmurkannya. Punya banyak tetangga yang beriringan mendatangi majlis ilmu. Sehingga punya bekal dan modal mendidik diri dan keluarga dalam rangka iqomatuddin. Sekecil apa pun peran kita, semoga senantiasa bernilai pahala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar